Memandang bunga krisan atau seruni yang sedang mekar memang memanjakan mata. Tah salah jika bangsa di Eropa menyebutnya Chrysanthemum, bahasa Yunani yang berarti kuning megah. Bahkan bangsa Jepang mengangkat bunga ini sebagai bunga nasional.
Bunga yang diduga berasal dari pegunungan Pyrenea (perbatasan Spanyol dan Perancis) ini memiliki aneka warna, seperti putih, kuning, salem, merah, pink dan violet. Krisan juga mempunyai banyak variasi kelopak, tunggal dan bertumpuk dengan ukuran kecil hingga super besar. Keindahan krisan memikat banyak orang.
Semula krisan hanya digemari oleh masyarakat Cina. Ternyata, orang Jepang lebih duluan memberdayakan krisan. Bahkan, saking bangganya terhadap bunga ini, krisan dijadikan simbol kekaisaran Jepang dan disebut Queen of the East. Selang waktu berikutnya, tanaman krisan pun menyebar ke kawasan Eropa, lalu Asia. Konon, krisan masuk ke Indonesia pada abad ke-17, tapi baru mulai dikembangkan tahun 1940 di daerah Cianjur, Cisarua, Lembang, Brastagi, dan Bandungan.
Di Indonesia krisan lebih popular sebagai bunga potong dan bunga siap pajang yang dijual dalam pot. Tanaman yang masih termasuk keluarga Compositae ini sedikit manja dan membutuhkan perawatan khusus. Masuk akal karena asal krisan dari daerah subtropik yang beriklim dingin, sekitar 17 - 24 derajat C.
Krisan biasanya dikembangbiakan dengan biji yang sebagian besar didatangkan dari Belanda. Sejauh ini bibit asal biji masih menjadi pilihan utama karena hasil yang seragam, perakarannya kuat dan masa berbunga lebih panjang.
Bentuk daun krisan, khusus pada bagian tepi, tampak bercelah dan bergerigi. Daun tersebut tersusun berselang-seling pada cabang atau batang. Sedangkan batangnya tumbuh tegak, berstruktur lunak, dan berwarna hijau. Namun demikian, bila batang dibiarkan terus tumbuh, maka batang pun akan menjadi keras berkayu dan warnanya menjadi hijau kecokelat-cokelatan.
Bunga krisan tumbuh tegak pada ujung tanaman dan tersusun dalam tangkai berukuran pendek sampai panjang. Yang menarik adalah bentuk bunganya. Beraneka ragam dan bisa dikelompokkan menjadi 5 golongan, yakni tunggal, anemone, besar, pompon, dekoratif, standar, dan spray.
Bunga tunggal berarti setiap tangkai hanya memiliki satu kuntum bunga. Piringan dasar bunga sempit dan susunan mahkota hanya satu lapis. Bunga anemone sekilas mirip dengan bunga tunggal, tapi piringan dasar bunganya lebih tebal dan lebar. Sedangkan untuk bunga besar, di setiap tangkai hanya terdapat satu kuntum, tetapi ukurannya besar (bisa mencapai 10 cm). Karena besarnya hingga piringan dasar tidak kelihatan. Bunga pompon memiliki karakteristik bulat mirip bola, mahkota bunga menyebar ke segala penjuru, dan piringan dasar bunganya tidak tampak. Sesuai namanya, bunga dekoratif memiliki penampilan yang ramai. Punya mahkota bunga bertumpuk-tumpuk rapat, di tengah pendek dan bagian tepinya memanjang.
Pada masa pertumbuhan (hingga dua bulan) beri pupuk lengkap seperti gandasil, hyponex atau complesal dengan kadar nitrogen tinggi. Ketika tanaman menampakkan kuntum bunga, gunakan pupuk dengan kadar fosfat tinggi untuk merangsang munculnya kuntum bunga. Lakukan pemupukan pagi hari sebelum matahari tinggi agar pupuk tidak menguap.
Tanaman krisan sangat rentan terhadap serangan hama. Kutu daun, ulat daun, karat daun dan busuk akar akibat jamur dan bakteri paling banyak dijumpai. Jaga kebersihan media dan lakukan penyemprotan fungisida dan insektisida secara berkala. (berbagai sumber)
Sabtu
Krisan, Bunga Kaisar yang Manja
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comment Form under post in blogger/blogspot