Jumat

Bisnis Properti Kembali Bergairah juga Karena Broker

Broker atau agen properti, tampaknya memiliki peran yang sangat besar dalam menggairahkan pengembangn bisnis industri properti di tanah air. Selama beberapa tahun terakhir, pertumbuhan sektor properti nasional banyak didorong oleh partisipasi para broker yang jumlahnya ratusan.

Ketika ada pembangunan produk properti baru baik rumah toko (ruko), apartemen, rumah, gudang, dan lain-lain, dengan segera kita bisa menyaksikan adanya papan nama bertuliskan pesan singkat dijual berikut nama perusahaan yang bisa dihubungi. Semua itu dimaksudkan untuk mempermudah atau mendorong penjualan properti yang dipasarkan oleh pemiliknya.

Dan jika menilik beberapa nama perusahaan agen properti besar di Indonesia maka dengan mudah kita akan mengenal nama ERA Indonesia, Century21, Ray White, Raine & Horne, LJ Hooker, atau Caldwell Banker, sebagai pemain-pemain besar di bisnis ini. Para broker di atas diketahui berafiliasi dengan mitra di luar negeri sebagai broker franchise.

Kendati demikian, dalam 3 atau 4 tahun terakhir ini, perusahaan agen properti waralaba import tersebut sepertinya mulai mendapat saingan dari perusahaan broker lokal. Seperti di komunitas kita, beberapa perusahaan agen properti lokal sudah mulai bermunculan dan meramaikan persaingan di bisnis jasa properti ini.

Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) yang mewadahi para broker memiliki anggota kurang lebih 200 perusahaan. Namun di luar itu masih banyak lagi perusahaan bahkan individu yang mengais rejeki di bisnis ini.

Melihat pemain yang sedemikian banyak tak salah jika dikatakan persaingan di bisnis agen properti sangatlah ketat. Apalagi bisnis ini adalah bisnis jasa di mana faktor manusia paling memegang peranan. Begitu juga di seputaran BSD, Serpong, dan Karawaci. Keberadaan agen properti sangat banyak jumlahnya. Tapi, bagi para pelaku bisnis ini, selama persaingan itu berjalan dengan sehat, hal itu bukan masalah yang berarti.

Ibarat pepatah ada gula ada semut, semakin banyak yang mengais rejeki di satu bisnis maka dengan mudah disimpulkan bisnis tersebut adalah bisnis yang menggiurkan. Begitu pun dalam bisnis properti, ada pengembang yang membangun produk properti, dan ada agen properti yang memasarkan produk tersebut.

Melihat ketatnya persaingan, tak heran bila para broker berupaya keras melakukan kiat-kiat khusus untuk menjaring klien. Menyadari kesuksesan perusahaan banyak ditentukan oleh tenaga pemasarannya maka tidak segan-segan berbagai perusahaan agen properti tadi mengucurkan dana untuk ‘mendidik’ tenaga pemasarannya agar menjadi penjual yang handal dan tangguh.

Geliat pasar properti Indonesia tahun 2008 dan tahun-tahun mendatang yang ditunjukkan dengan pembangunan mal, ruko, dan jenis properti lain, jelas merupakan berita menggembirakan bagi para broker. Baik broker franchise maupun lokal, patut mengantisipasinya dengan memperkuat armada dan jasa layanan.

Selain itu, kini masyarakat atau konsumen mengharapkan peningkatan pemberian jasa dan layanan dari para broker. Sebagai pemberi jasa, selayaknya para agen memberikan konsultasi dan nasihat atau saran yang mendidik bagi konsumen.

Menjalani bisnis sekaligus profesi sebagai agen properti, kuncinya adalah profesional. Itu yang utama. Dengan begitu konsumen benar-benar mendapat pelayanan profesional dari seorang agen properti.