Selasa

Legiun Veteran Republik Indonesia, Menabur Harapan di Hari Senja

Setiap perjalanan tentu ada permulaannya. Seperti kata orang bijak, bahwa hari ini berakar di masa lalu dan masa mendatang ditentukan hari ini. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia juga memiliki sejarah, yang pada masanya diukir dengan darah, keringat, dan air mata rakyatnya.

Mengenang sejarah berdirinya Republik Indonesia, akan teringat perjuangan kakek nenek kita melawan penjajah. Segala keberanian dan pengorbanan dicurahkan untuk membela bumi pertiwi ini.

Tiga setengah abad lamanya negeri ini didera masa kolonial, yang ternyata tak menyurutkan semangat leluhur kita untuk tetap berbakti bagi negeri ini. Tahun 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Namun demikian, penjajahan fisik masih berlangsung bahkan hingga beberapa tahun kemudian.

Usai revolusi fisik berakhir, sebagian dari para pejuang tetap eksis dalam kesatuan dinasnya masing-masing. Tapi ada juga yang berhenti berkarir dalam dunia militer dan memilih menjadi warga sipil.

Hari demi hari pun berlalu. Kini Indonesia hampir menginjak usia ke-68. Para pejuang yang dulu mengangkat senjata pun tak lagi muda. Kesemua dari mereka telah berusia senja. Untuk mewadahi sekaligus menghormati jasa para pejuang, pemerintah mendirikan Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), sebagai organisasi yang menaungi aktivitas dan kesejahteraan para veteran di masa purna baktinya.

Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 1957, 1 Januari 1957 ditetapkan sebagai hari lahir LVRI, tetapi karena membuat acara peringatan tanggal 1 Januari sangat sulit, karena bertepatan dengan perayaan tahun baru, maka kongres LVRI kemudian mengalihkannya menjadi tanggal 2 Januari.

Pembentukan LVRI sendiri memiliki 3 tujuan yaitu, pertama, untuk membina potensi nasional Veteran Republik Indonesia yang bertujuan untuk melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila, dan Undang-Undang Dasar 1945. Kedua, mewujudkan kesejahteraan rakyat, utamanya di bidang sosial ekonomi, pendidikan dan kebudayaan, termasuk kesejahteraan anggota LVRI yang ini berkaitan dengan sesuatu yang penting, prosperity dan juga upaya memajukan kesejahteraan umum, kesejahteraan rakyat Indonesia. Dan yang terakhir, sesuai dengan amanah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, LVRI didirikan juga untuk ikut berkontribusi dalam penciptaan perdamaian dunia.

Katagori dan maksud dari veteran tertuang dalam Undang-Undang. Dalam beberapa catatan disebutkan, yang dimaksud dengan anggota LVRI adalah para pejuang kemerdekaan, Trikora, Dwikora, Seroja, dan juga para pejuang dalam tugas-tugas pemeliharaan perdamaian dunia, utamanya di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa.

LVRI Kabupaten Tangerang

Melintas Jalan A. Yani, Tangerang, akan terlihat sebuah bangunan yang modelnya sederhana namun berhalaman lapang. Gedung bernomor 13 itu merupakan Markas LVRI Kabupaten Tangerang. Di tempat ini berkumpul orang-orang ‘hebat’ berusia lanjut.

LVRI Kabupaten Tangerang diketuai oleh Bogar Suriadhi. Dari data yang dimilikinya, dalam LVRI Kabupaten Tangerang tercatat ada 2000 orang anggota. “Di sini kami menghimpun 2000 orang veteran yang semuanya sudah sepuh,” kata Bogar yang tinggal di Cilenggang, Serpong.

Dalam kesehariannya, aktivitas LVRI Kabupaten Tangerang tak lagi sehebat masa mudanya. Hal ini tidak mengherankan, karena kebanyakan dari anggota legiun veteran ini sudah berusia di atas 70 tahun.

Dalam perbincangan dengan Bogar tentang LVRI, ada kisah miris yang disampaikannya. Bogar, sebagai pelaku sejarah mengaku sedih dengan keadaan bangsa ini sekarang. “Saya kecewa dengan wakil rakyat. Dulu kami bertempur mati-matian membela negara dibantu rakyat. Sekarang, setelah merdeka kebanyakan rakyat Indonesia belum juga dapat hidup sejahtera. Hanya para pemimpinnya saja yang semakin kaya,” ucap Bogar mengritisi kehidupan sosial bangsa ini.

Lebih dari itu, Bogar juga menyayangkan sikap generasi muda yang tak lagi peduli dengan sejarah bangsanya. Menurutnya, generasi muda sudah mulai melupakan kisah perjuangan nenek moyangnya.

Disinggung tentang harapannya terhadap keberadaan LVRI, Bogar mengungkapkan, ia bersama anggota yang lain hanya berharap agar pemerintah dapat lebih memperhatikan kesejahteraan para veteran. Kesejahteraan yang dimaksud, kata Bogar, tidak diartikan sebagai imbalan, melainkan sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada para pelaku sejarah.

“Kami tidak minta yang macam-macam. Kami hanya ingin nasib para veteran dan keluarganya lebih diperhatikan, terutama untuk anak cucu kami,” sambung Bogar yang pada masa kemerdekaan bertugas dan bertempur di Banyumas, Jawa Tengah.

Bogar sendiri kini sudah tak lagi muda, meski demikian, dengan penuh semangat ia tetap menjalankan tugasnya sebagai Ketua LVRI Kabupaten Tangerang. Ia mengaku senang dapat bertemu dan berkumpul kembali dengan rekan-rekan seperjungannya dulu.

Sebagai penutup, Bogar berpesan, anggota legiun veteran tidak akan mungkin bertambah, yang pasti terjadi akanlah berkurang. Bahkan, pada saatnya nanti, para veteran akan hilang dengan meninggalkan berjuta kenangan tentang betapa hebatnya bangsa ini di masa lalu.