Produk properti berkelas menjadi pilihan bagi masyarakat urban yang modern. Kenyamanan akan bertempat tinggal menjadi faktor utama dalam menentukan produk properti yang diinginkan. Produk properti, baik yang berupa tempat tinggal maupun produk komersial, sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Fungsinya telah berubah seiring semakin majunya peradaban manusia.
Menghitung mundur ke masa dua dekade silam, banyak orang sungkan tinggal di kawasan Serpong, Tangerang. Ketika itu, kawasan ini memiliki julukan yang cukup seram, ‘tempat jin buang anak’. Boleh jadi demikian, karena saat itu Serpong hanya berupa belantara hutan karet yang jarang penghuni.
Dalam 10 tahun terakhir, apalagi semenjak beberapa pengembang terkemuka hadir membangun kawasan ini sekaligus infrastruktur massal yang berupa jalan tol hadir di daerah Serpong, wajah Serpong berubah 180 derajat. Yang tadinya sepi menjadi gemerlap dengan berubah wujud menjadi kota mandiri.
Bersamaan pula dengan gencarnya promosi yang dilakukan oleh para pengembang di kawasan Serpong serta semakin sulitnya mencari hunian yang nyaman di Jakarta, menjadikan Serpong sebagai pilihan alternatif yang sangat layak untuk dijadikan tempat tinggal. Selain sudah ramai, lokasinya juga tidak terlalu jauh dari Jakarta.
Di masa awal ketika Serpong baru mulai berbenah, masih banyak konsumen pembeli produk properti yang bersifat investor atau spekulan. Mereka membeli tidak untuk menempati melainkan hanya sekedar memiliki, dan mungkin menunggu waktu yang tepat untuk menjualnya kembali.
Propsek bisnis properti di Tangerang
Masa puncak (booming) industri properti di Indonesia diperkirakan akan terjadi 4 atau 5 tahun mendatang, menyusul stabilnya pemerintahan baru yang akan terbentuk pasca-pemilu 2009. Direktur Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit menilai saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menyerap produk-produk properti yang ada di pasar.
“Sesuai siklus, booming properti jatuh pada 2010-20012. Jadi belilah properti di saat soften seperti sekarang jangan saat booming,” ujarnya dalam sebuah seminar properti di Gading Serpong pertengan April lalu.
Geliat pengembang generasi baru yang memiliki inovasi bisnis lebih maju dibandingkan dengan para pendahulunya, juga akan memberikan warna baru pada industri properti nasional, dan Tangerang khususnya.
Dalam skala yang lebih kecil, sebagai kota satelit Jakarta, Tangerang terus berbenah dan merias dirinya dengan berbagai pembangunan. Termasuk pembangunan di sektor properti. Tak terkecuali di komunitas ini.
Sederet pengembang properti papan atas hadir di komunitas ini dengan menyediakan beraneka produk properti seperti rumah, ruko, atau apartemen. Para developer berlomba-lomba menghadirkan produk-produk properti pilihan untuk masyarakat. Dengan segmentasi yang terbagi-bagi, atau dengan menghadirkan beragam pilihan produk properti, masyarakat semakin memiliki kesempatan untuk mempunyai produk properti yang nyaman.
Sejalan dengan permintaan pasar, penyediaan produk properti tak lagi berkutat pada pembangunan produk hunian. Produk properti komersial seperti ruko dan pergudangan juga semakin dibutuhkan, seiring dengan makin meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan bisnis di kawasan ini. Panangian pun mengatakan, investasi produk properti yang paling tinggi untuk saat-saat ini adalah produk properti komersial dalam bentuk ruko.
Pengembang yang turut menyelam di bisnis properti pun tidak hanya pemain besar. Beberapa pengembang kecil dan menengah juga hadir meramaikan pasar properti kawasan ini. Bahkan, AdInfo juga menemukan pengembang perorangan yang ikut bersaing di bisnis properti.
Kesempatan memang terbuka luas di bisnis properti Tangerang. Jika ada kemauan dan usaha, menjalankan bisnis properti akan menjadi suatu hal yang sangat menyenangkan.
Memilih Tangerang sebagai tempat tinggal
Membandingkan Tangerang dengan kota lain di sekitar Jakarta seperti Bekasi ataupun Bogor, boleh di bilang pembangunan di Tangerang jauh melesat meninggalkan kedua kota tadi. Menurut para pelaku bisnis properti, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu alasan kenapa Tangerang jauh lebih berkembang dibanding kota satelit Jakarta yang lain.
“Kepedulian pemerintah daerah terhadap pembangunan infrastruktur di Tangerang sungguh sangat baik. Untuk jalan raya misalnya, Tangerang memiliki 2 jalan tol. Ini membuat para pengembang bersemangat untuk membuka lahan di Tangerang,” kata Teguh Prayitno, Direktur PT Sinar Puspa Persada, pengembang perumahan Talaga Bestari.
Teguh juga meyakini, bisnis properti di Tangerang akan semakin berkembang. Tidak hanya di kawasan pusat kota, tapi juga akan merambah ke bagian luar kota. “Tangerang sudah semakin maju, jika di pusat kota sudah penuh, nantinya pengembangan bisnis properti akan beralih ke daerah yang lebih jauh,” tegas Teguh menambahkan.
Sementara itu, Senior Corporate Communications Manager PT Alam Sutera Realty, Tbk,. pengembang perumahan Alam Sutera, Liza Djohan mengungkapkan, di bagian Barat Jakarta, Tangerang merupakan pilihan yang tepat untuk bertempat tinggal. Apalagi sekarang sudah banyak fasilitas kelas dunia yang tersedia di kota ini.
“Masyarakat sekarang mulai selektif dalam memilih tempat tinggal. Mereka tidak asal mencari tempat tinggal. Kenyamanan dan ketersediaan fasilitas yang lengkap sangat mereka perhatikan,” katanya.
Alam Sutera sendiri merupakan salah satu perumahan besar yang ada di kawasan Serpong, Tangerang. Saat ini tercatat ada 3500 kepala keluarga yang tinggal di perumahan ini. Liza menyebutkan, Alam Sutera menargetkan 14 ribu kepala keluarga dapat tinggal di perumahan yang satu ini.
“Target kami adalah 14 ribu kepala keluarga. Kami yakin, meski butuh waktu, target tersebut dapat tercapai,” pungkas Liza melanjutkan.
Sementara itu, melangkah ke daerah Karawaci, ada perumahan Vila Ilhami. Perumahan bernuansa Islam ini mulai dikembangkan oleh PT Mustika Hadiasri sejak tahun 1996 lalu. Dari total lahan Vila Ilhami seluas 30 hektar, sudah 80 persennya terisi.
“Tak lama lagi, Vila Ilhami akan penuh. Kami sangat antusias dengan penjualan rumah yang ada di perumahan ini. Kemudian, kami juga telah mempersiapkan lahan baru, masih di kawasan Tangerang,” tukas Wildan.
Keberhasilan Alam Sutera dan Vila Ilhami hanyalah contoh dari banyaknya permintaan masyarakat akan produk hunian. Bertempat tinggal di Tangerang memang terbukti tak merugikan. Bagi yang beraktivitas di Jakarta, akses Tangerang-Jakarta terbilang sangat mudah karena ada jalan tol.
Serpong sebagai kawasan emas baru
Salah satu bagian wilayah di Kabupaten Tangerang, Serpong, kini menjadi kawasan emas yang diincar investor dan pengembang. Sejak satu dekade terakhir, bermunculan ruko dan kawasan niaga di sepanjang Jalan Raya Serpong.
Ibarat tubuh manusia, Serpong kini menjadi jantung utama Tangerang. Jalan Raya Serpong, jalan kelas provinsi yang menghubungkan Tangerang dengan wilayah Bogor. Selain itu, Serpong bisa diakses dari jalan tol Merak-Jakarta (dengan jalur Serpong-Tomang), serta jalan tol BSD-Pondok Indah.
Bekembangnya kawasan niaga di jalur Serpong, sejalan dengan maraknya kawasan permukiman yang berada di kawasan Serpong dan sekitarnya, yang sangat potensial, mulai dari Bumi Serpong Damai, Vila Melati Mas, Vila Serpong, Alam Sutera, Gading Serpong, Lippo Karawaci, sampai pada puluhan ribu rumah di Kota Tangerang, serta permukiman di kawasan Pamulang dan Ciputat, bahkan Bintaro Jaya.
Oleh banyak pengamat properti, kondisi ini diyakini menyebabkan prospek Serpong sangat cerah, terutama prospek bisnis. Lokasi yang strategis dan pasar yang terbuka luas, menjadi alasan utama cepatnya pertumbuhan bisnis di komunitas ini.
Bagi kalangan pengusaha menengah yang menggeluti bisnis ritel, membeli ruko atau produk properti komersial lainnya di kawasan Serpong menjadi pilihan yang tepat. Pasalnya, Serpong yang juga tumbuh sebagai kawasan hunian memungkinkan mereka untuk berniaga atau berbisnis di lingkungan yang dekat dengan tempat tinggalnya. Dari penelusuran AdInfo, banyak pengusaha di komunitas Serpong yang juga tinggal di dalam kawasan ini.
Bisnis properti memang memacu perputaran roda bisnis di kawasan ini. Sepertinya, para pengembang yang ada sudah dapat memprediksikan apa yang akan terjadi jika produk properti yang mereka bangun dipasarkan dan dikelola dengan baik. Karenanya tak heran jika para developer terus membangun produk-produk properti komersial di Serpong.
Masyarakat metropolitan Jakarta pun sedikit demi sedikit mulai hijrah ke kawasan emas baru ini. Tampaknya mereka mulai sadar, Serpong sudah tidak lagi menjadi hutan karet, melainkan telah menjadi sebuah kota baru yang memiliki masa depan cerah.
Bicara tentang perlengkapan kebutuhan, semua yang dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup ada di komunitas Serpong, mulai dari makanan, pendidikan, hingga kesehatan.
Sebagai kota baru, Serpong pun banyak dihuni oleh pasangan muda. Mereka adalah orang-orang produktif, dalam konteks ekonomi, sehingga memungkinkan segala usaha yang ada di Serpong dapat hidup.
Dari segi hiburan, kalangan Asosiasi Pengusaha Hiburan Indonesia (ASPEHINDO) Kabupaten Tangerang, melalui Ketua Dewan Pengurusnya, Joko Purnomo menyebutkan, potensi bisnis hiburan di Serpong dan Tangerang belum diupayakan dengan maksimal. Padahal bisnis ini merupakan salah satu ladang subur di daerah Tangerang, yang dapat menambah pemasukan bagi keuangan daerah.
Dampak yang luar biasa dan luas memang diciptakan oleh bisnis properti. Properti sebagai salah satu kebutuhan utama manusia sangatlah mendukung kehidupan bisnis yang lain.
Tentang lahan, Serpong masih memiliki banyak lahan yang potensial untuk dikembangkan. Tidak hanya untuk produk hunian, tapi juga untuk bangunan-bangunan komersial. Kesempatan untuk berbisnis pun masih terbuka luas di komunitas ini. Yang dibutuhkan tinggal kejelian untuk melihat peluang yang ada.
Rabu
Liputan Produk Properti, Menjelajahi Bisnis ‘Papan’ yang Penuh Harapan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comment Form under post in blogger/blogspot