Selasa

Stella Maris International School - Gunakan Dua Kurikulum Internasional

Stella Maris International School (SMIS) yang berlokasi di Vatican Cluster, Sektor 8A, Gading Serpong, menggunakan dua kurikulum internasional sekaligus, yakni kurikulum Cambridge University dan International Baccalaureate (IB). Kurikulum Cambridge University diterapkan pada jejang SMP, sedangkan kurikulum IB digunakan pada jenjang SMA.

Dijelaskan oleh Head of School Stella Maris, Theo Kurniadi, penggunaan dua kurikulum asing yang berbeda itu disebabkan karena salah satu kurikulum yang ada (Cambridge Universtity) tengah memperbaharui kurikulumnya untuk jenjang SMA. Sementara itu, jika menggunakan kurikulum IB untuk seluruh jenjang, biaya pendidikan akan lebih mahal.

”Saat ini Cambridge University sedang memperbaharui kurikulum SMAnya. Karena itu, kurikulum ini hanya kami gunakan untuk jenjang SMP. Sedangkan untuk kurikulum IB, terus terang saja biaya pendidikannya tidak sedikit. Jika harus menggunakan kurikulum IB dari jenjang di bawah SMA, para orangtua murid akan menanggung biaya pendidikan yang lebih tinggi,” kata Theo.

Meski kurkikulum Cambridge dan IB memiliki perpektif pendidikan yang berbeda, Theo mengungkapkan jika SMIS telah mengantisipasi hal tersebut. Kesinambungan antara kedua kurikulum tersebut telah diciptakan sedemikian rupa oleh SMIS. ”Kami telah perhitungan perbedaan itu. Makanya, kurikulum yang ada kami sesuaikan satu sama lain,” tegas Theo menerangkan.

SMIS sendiri menyelenggarakan jenjang pendidikan dari tingkat TK hingga SMA. Untuk jenjang TK dan SD, SMIS menerapkan kurikulum internasional, yang panduannya tetap berasal dari kurikulum Cambridge University dan IB.

Sebagai sekolah internasional, SMIS memberi perhatian yang lebih besar pada penggunaan bahasa asing. Sebagai contoh, di SMIS pelajaran bahasa Inggris diberi waktu belajar yang lebih lama, 8 jam pelajaran dalam satu minggu.

Lebih dari itu, untuk lebih mempersiapkan anak didiknya dalam menghadapai rea globalisasi, SMIS juga menyelenggarakan program entrepreneur. Menurut Theo, program entrepreneur ini didefinisikan dalam arti yang lebih luas, tidak hanya sebatas penertian kewirausahaan. ”Dengan program entrepreneur ini kami mencoba untuk memberi nilai lebih kepada siswa. Nilai lebih yang dimaksud tidak cuma di bidang bisnis, tapi juga hal lainnya seperti sosial, ekonomi, dan budaya,” ujarnya.

Dengan menghadirkan kurikulum internasional, SMIS berharap para siswanya dapat menjadi manusia yang mendunia. Wawasan yang lebih global akan diraih anak-anak yang belajar di sekolah ini.