Meski tidak sedikit murid sekolah yang menyenangi pelajaran matematika, tapi bagi sebagian murid sekolah lainnya, matematika dianggap pelajaran sulit. Kalau kebetulan anak kita termasuk murid yang kesulitan dalam matematika, maka kita lah yang harus belajar. Sebab, les atau kursus belum tentu tepat untuk membantunya.
Sebagian besar di antara murid sekolah, mengeluhkan soal pelajaran matematika. Mereka menganggap matematika sebagai pelajaran sulit. Terlebih lagi bila mereka mendapat nilai di bawah rata-rata. Yang punya niat akan lebih tekun mempelajari, kembali hilang semangat.
Padahal, matematika sebenarnya pelajaran mengasyikkan. Apalagi, untuk murid SD. Pada tingkat pendidikan dasar ini pelajaran matematika masih berkenaan dengan berhitung, yang merupakan bagian dari matematika, yakni operasi tambah, kurang, kali, dan bagi. Mula-mula menggunakan bilangan bulat. Kemudian meningkat ke bilangan pecahan. Operasi hitung itu bisa dipelajarai sambil bermain yang memang merupakan kegiatan utama anak-anak.
Sementara itu, seiring berkembangnya zaman, matematika pun turut berkembang. Perkembangan pelajaran ini tentunya merupakan jawaban dari sebuah tantangan akan masa depan. Dari penjelasan DR. Iwan Pranoto, seorang pakar matematika dari IPB yang hadir dalam seminar pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah High/Scope Indonesia, Bintaro, yang bertemakan ‘Tantangan Matematika Abad 21’, matematika merupakan salah satu dasar pemikiran yang terstruktur dan terencana dengan baik.
“Matematika bukan hanya sekadar pelajaran tentang angka-angka. Di dalamnya ada panduan bagi seseorang untuk memecahkan sebuah masalah dengan cara yang tepat sehingga menghasilkan jawaban yang benar,” kata DR. Iwan.
Sederhananya, lewat matematika, seseorang dilatih berpikir kreatif untuk mencari jalan alternatif dalam memecahkan masalah. Lebih dari itu, saat ini matematika tidak lagi hanya sekedar menghapal rumus.
Berkaitan dengan globalisasi yang akan datang, DR. Iwan menyebutkan, bagi anak-anak masa kini, kegiatan belajar tradisional, terutama untuk matematika sudah bukan lagi menjadi cara belajar yang tepat. Katanya, cara belajar harus disesuaikan dengan kebutuhan anak di masa depan.
“Masa depan memang sulit diprediksi. Tapi zaman kita, para orang tua, tentu berbeda dengan zaman anak-anak. Cara belajar yang kita pakai dulu dan sekarang ini juga sudah tidak tepat lagi untuk diterapkan kepada anak-anak kita. Sudah saatnya bagi kita untuk memberikan cara pembelajaran yang baru, yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak di waktu yang akan datang,” tegas DR. Iwan.
Secara singkat DR. Iwan juga menjelaskan, matematika berubah karena adanya ketersediaan teknologi, informasi, serta kebutuhan hidup modern. Matematika tidak lagi menjadi sebuah pelajaran yang berfungsi untuk mencari sebuah jawaban, terutama untuk soal-soal angka. Kalau seperti itu, teknologi telah membantu manusia dengan menghadirkan kalkulator atau komputer.
“Kesulitan yang utama bukanlah bagaimana menemukan jawaban, melainkan bagaimana menyederhanakan sebuah permasalahan ke dalam bahasa yang mudah. Ini yang harus dikuasai manusia, sebab teknologi tidak bisa melakukan ini,” lanjut DR. Iwan.
Berpikir kreatif adalah jawaban untuk matematika abad 21. Kemudian, komunikasi dan pemecahan masalah adalah pendukung yang harus pula dikuasai dengan baik. Dengan memiliki pondasi yang kuat, tentu generasi bangsa ini akan dapat bersaing dengan masyarakat global lainnya di era yang akan datang.
Selasa
Berpikir Kreatif Bersama Matematika
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comment Form under post in blogger/blogspot