Selasa

Kemacetan di Jalan Raya Serpong dan Penutupan Putaran Jalan

Kemacetan yang kerap terjadi di Jl. Raya Serpong tak hanya dikeluhkan warga, tapi juga membuat instansi yang terkait dengan kelancaran lalu lintas sedikit pusing. Betapa tidak, ketertiban berlulintas sulit ditegakkan jika peraturan hanya terjadi satu satu arah.

Selain kemacetan, banyak hal lain yang dikeluhkan warga. Misalnya penutupan putaran jalan serta minimnya sarana jembatan penyeberangan. Demikian disampaikan oleh Kapolsek Serpong, AKP Dewa Wijaya kepada para wartawan pada pertemuan yang berlangsung awal Februari lalu.

“Soal kemacetan, itu masalah klasik. Tapi kebanyakan warga mengeluh kepada polisi. Mau tidak mau kami harus ambil tindakan untuk menenangkan kecemasan warga soal kemacetan,” kata Kapolsek Serpong.

Langkah polisi untuk mengatasi kemacetan, salah satunya dengan menutup beberapa putaran jalan yang ada di sepanjang Jl. Raya Serpong. Dari catatatan AdInfo, di jalan tersebut setidak ada 22 putaran jalan dan 11 di antaranya telah ditutup. Meski ditutup, dari kesebelas putaran jalan itu tidak semuanya ditutup permanen, sebagian ada yang memakai sistem buka tutup.

Dengan menutup putaran jalan, sebetulnya kemacetan bisa sedikit diatasi. Namun, masalah lain pun ikut muncul. Beberapa warga mengeluhkan penutupan putaran jalan itu. Menurut mereka, jarak putar akan semakin jauh karena putaran jalan terdekat ditutup.

Sebagai contoh, bagi pengguna jalan yang terlambat memutar di putaran bundaran Alam Sutera – yang menuju arah Cikokol, terpaksa harus memutar di depan pabrik Surya Toto atau putaran setelah lampu merah Gading Serpong. Hal ini terpaksa dilakukan karena putaran di setelah bundaran Alam Sutera dan putaran di depan Plaza Serpong ditutup petugas.

“Bangga Serpong makin maju, tapi yang disesalkan makin macet dan di bundaran Alam Sutera sangat berbahaya. Di lokasi tersebut tidak ada traffic light, hingga jadinya terkesan semrawut alias kacau. Kemudian, putaran 2 dari Hypermart ke Alam Sutera juga keterlaluan jauhnya, sangat pemborosan bahan bakar dan waktu,” kata Irene, warga Alam Sutera.

Menyikapi hal tersebut, Kapolsek juga mengutarakan, menciptakan kelancaran dan ketertiban berlalulintas adalah tugas setiap elemen masyarakat dan pemerintahan. Tak bisa hanya dilakukan oleh satu lembaga saja. “Butuh kepedulian dan kepatuhan dari semua pihak untuk menciptakan lalu lintas yang lancar,” tegas Kapolsek.

Sementara itu, untuk permasalahan minimnya jembatan penyeberangan, dibutuhkan perhatian dari beberapa instansi seperti dinas tata kota dan pengembang. “Kalau jembatan penyeberangan, itu sudah lain lagi urusannya. Harus ada campur tangan dari dinas tata kota dan developer,” lanjut Kapolsek.

Kapolsek sendiri mengaku sudah beberapa kali mengajukan permohonan pembuatan jembatan penyeberangan di Jl. Raya Serpong kepada dinas pekerjaan umum. Hanya saja hingga kini belum ada respon positif yang bisa dilihat di lapangan.

Kejenuhan masyarakat terhadap kemacetan dan masalah lalu lintas lainnya memang sudah terjadi sejak lama. Butuh perhatian serius dari semua divisi pemerintahan untuk menciptakan lalu lintas yang tertib, aman, dan nyaman. Tidak bisa hanya berharap pada satu elemen saja, semisal kepolisian. Dibutuhkan juga koordinasi yang apik dari bagian yang lain.