Minggu

Liputan Usaha Salon Kecantikan, Saatnya Memanjakan Diri - Butuh Layanan yang Makin Bervariasi

Tampil anggun dan menawan adalah harapan setiap wanita. Merawat tubuh dengan begitu teliti menjadi prioritas utama dalam rangka mempercantik diri. Lantas untuk apa tampil memesona? Jawabannya pasti untuk dapat menarik perhatian dari orang-orang di sekitar, atau paling tidak agar fisik ini terlihat lebih baik. Dan bicara tentang perawatan tubuh, rambut, dan wajah, tentu akan erat kaitannya dengan salon kecantikan.

Semua wanita di dunia ini ingin terlihat cantik, untuk apa? untuk dapat diperhatikan dari lingkungan sekitar, sahabat, keluarga, dan terutama oleh kekasih hati. Sehingga banyak wanita yang rela melakukan apa saja agar dapat predikat cantik. Hal ini wajar baik bagi wanita usia muda, maupun yang sudah berumur pun akan senang jika mendapat pujian cantik.

Seiring kemajuan jaman, kecantikan kian menajadi penting bagi kaum hawa. Dan lebih dari itu, kecantikan telah menjadi sebuah komoditas bisnis yang sangat menjanjikan, dimulai dari usaha salon kecantikan, produk kosmetik, produk obat-obatan pelangsing tubuh, produk apearel, produk fashion dan bahkan paranormal pun laku untuk pemasangan susuk agar seorang wanita terlihat cantik. Hal-hal seperti itu jelas menandakan begitu terobsesinya wanita dengan kecantikan.

Bagai tertutup kelambu, banyak wanita saat ini, mulai dari usia ‘baru gede’, remaja, dewasa, dan usia cukup berumur yang menjadi objek dari suatu industri kecantikan untuk merawat kecantikan dan tubuhnya. Mereka ‘dipoles’ habis agar tampil cantik yang terkadang melebihi kapasitas kemampuan fisiknya alias berlebihan.

Lebih dari itu, ada pula sisi gelap dari kecantikan. Katakanlah cara pintas menjadi cantik dengan operasi. Sungguh menyedihkan memang, melihat beberapa wanita yang terobsesi untuk menjadi cantik dengan cara operasi kecantikan guna merubah bentuk bagian tubuhnya, yang terkadang bila dilakukan oleh bukan orang yang profesional maka bukan kecantikan yang didapat, malah perubahan yang menyedihkan, dan bahkan bisa berakibat fatal berupa kematian.

Menilai kecantikan, tentu tak ada tolok ukurnya, sebab cantik itu adalah relatif. Penilaian tentang kecantikan abstrak dan berubah-ubah, tidak ada standar kecantikan yang pasti, dari jaman ke jaman konsep kecantikan selalu berubah-ubah. Dalam jaman serba komersil ini citra cantik merupakan sebuah komoditas yang dapat dibuat sesuai persepsi sesuai indutri kecantikan, dan tanpa disadari banyak wanita menjadi korban kecantikan. Banyak industri mempersepsikan kecantikan dengan menampilkan sosok wanita yang ideal.

Jika ditelaah dengan pikiran yang terbuka, kecantikan memiliki makna yang begitu luas. Kecantikan tidak hanya dilihat dari fisik. Kecantikan bisa pula dilihat dari rasa percaya diri, keunikan pribadi, dan tidak terpaku pada dimensi visual yang dapat dilihat mata. Kemudian, kepribadian yang menarik bisa membuat seorang wanita terlihat cantik dan menarik. Dan kecantikan bisa terpancar dari karakter, prilaku, dan pengetahuan.

Salon sebagai bisnis

Menggeluti bisnis salon kecantikan dalam era sekarang, ternyata tidaklah mudah. Di samping dituntut menguasai keterampilan, juga mutu pelayanan kepada kunsumen harus bagus.

Dalam bisnis salon, pelayanan yang berkualitas menjadi kunci sukses. Dan yang disebut dengan pelayanan tidak lagi hanya sekedar memberi layanan berupa potong rambut yang apik atau layanan facial yang aduhai tapi lebih mengarah kepada bagaimana melayani konsumen, entah itu sekedar berbicang atau mempersilahkannya untuk masuk. Hal ini bisa terjadi karena pada dasarnya setiap salon kecantikan memiliki layanan jasa yang hampir sama. Perbedaan mungkin hanya berada di sektor harga, dan itupun tidak terlalu signifikan.

Dalam kelanjutannya, jika pelaku bisnis salon tidak mampu memberikan pelayanan dengan maksimal, dipastikan usaha tak akan tumbuh dengan baik. Dan guna meningkatkan keahlian, seorang pelaku bisnis salon kecantikan haruslah rajin menambah wawasan. Misalnya, rajin mengikuti seminar-seminar kecantikan serta bertukar informasi dengan pelaku bisnis yang lain tentang kecantikan yang sedang ngetren saat ini. Hal ini penting dilakukan, sebab bisnis salon kecantikan sangat cepat mengalami perubahan.

Jika pelaku bisnis tidak mengikuti tren itu, tentu akan kehilangan konsumen.
Beralih ke segi prospek bisnis salon kecantikan di komunitas, terbilang layak untuk ditekuni. Sebab masyarakat umum begitu banyak yang memerlukan jasa salon kecantikan. Entah itu sekedar potonga rambut atau layanan lain yang lebih berat seperti bonding, mani-pedi, atau facial.

Untuk meraih sukses, perlu dukungan keahlian serta kemampuan pelaku bisnis salon kecantikan, guna memberikan pelayanan yang memuaskan. Lebih dari itu, banyaknya salon kecantikan yang bermunculan semakin membuat persaingan bisnis menjadi makin ketat. Dan yang paling kentara adalah persaingan dalam hal tarif.
Seperti yang disampaikan oleh Ira Galih Ayu Wiloto, pemilik Isoke Salon yang berlokasi di Ruko Paris Square, BSD, menurutnya persaingan harga pasti terjadi. Dan itu tidak hanya terjadi dalam bisnis salon, dalam bisnis yang lain perang harga pasti ada.

Lantas bagaimana menyiasatinya, Ira menyebutkan, saat ini kebanyakan salon –termasuk salon miliknya- menawarkan bonus-bonus tertentu guna menarik pelanggan. Bonus yang dimaksud bisa berupa potongan harga atau bonus gratis perawatan.
“Karena persaingan yang ketat, kita harus pandai-pandai menarik hati konsumen. Sebab bila tidak, bisa-bisa salon jadi sepi,” begitu katanya.

Menghadapi modal minim

Ada kalanya seseorang yang merintis usaha terbentur masalah modal. Namun pada kenyataannya, minimnya modal bukan hambatan. Agar usaha salon bisa berjalan dengan baik dengan modal yang pas-pasan, maka perlu dilakukan strategi pemasaran yang jitu.

Pemasaran sendiri bukan cuma melulu promosi, namun juga mencakup 4 aspek yang harus diselenggarakan secara terkoordinasi, ke 4 aspek tersebut antara lain memilih tempat yang eye catching atau menarik mata. Aspek ini menuntut pemilihan tempat usaha yang berada pada area yang ramai, banyak dikunjungi orang, banyak kendaraan lewat dan mudah dijangkau. Pun demikian, jika usaha salon dibuka di rumah, itu tak jadi masalah. Lokasi usaha di rumah bisa disiasati lewat mengecatnya dengan warna yang mencolok, atau memasang papan nama yang mudah terlihat dan terbaca orang.

Selanjutnya aspek kemampuan menggunakan modal dengan maksimal sehingga terjadi aliran arus kas dengan baik. Setiap satu sen dari modal awal harus dikeluarkan untuk hal yang benar-benar penting. Dengan modal yang terbatas, utamakan untuk mendanai keperluan inventaris salon, yang tentu saja termasuk peralatannya. Modal pun sebaiknya dipisah menjadi dua, modal utama dan modal cadangan. Modal cadangan akan berguna untuk membayar biaya operasional selama pemasukan usaha salon belum stabil.

Berikutnya, agar salon ramai dikunjungi orang, maka lakukan strategi promosi yang meliputi penyediaan tenaga ahli, menawarkan harga yang kompetitif, serta membuat variasi jasa. Kemudian, aspek yang tak kalah penting adalah jangan lupa untuk menyelenggarakan sistem pengendalian keuangan, seperti buku transaksi pemasukan dan pengeluaran harian, buku laba rugi bulanan, dan lain-lain. Buatlah sistem pencatatan yang sederhana, yang tujuannya agar Anda dapat menjalankan usaha dengan tertib.

Dan yang terakhir, mendapat untung, semakin cepat sebuah usaha mendapatkan keuntungan semakin baik, namun hal ini juga tergantung jenis usahanya. Patokannya adalah keuntungan harus Anda dapatkan sebelum modal kerja dan pembelian bahan kosmetik habis. Jika Anda mempersiapkan modal tersebut untuk 3 bulan ke depan, maka usahakanlah agar salon Anda sudah mendapatkan keuntungan sebelum 3 bulan. Pada umumnya, sebuah usaha dinilai berhasil jika bisa mendapatkan keuntungan setelah setahun berjalan.

Bisnis salon di komunitas

Mencari salon di komunitas ini bukanlah perkara yang sulit. Sejauh mata ini memandang, akan dengan mudah sebuah salon kecantikan ditemukan. Salon memang tengah menjadi bisnis primadona. Sebab saat ini banyak pula salon-salon baru bermunculan. Hal ini tentu semakin memanjakan para penggemar salon, yang biasa merawat kecantikan dirinya.

Kebanyakan salon yang ada, hadir di lokasi yang cukup strategis seperti komplek ruko atau pusat-pusat perbelanjaan. Kendati demikian, tak sedikit pula salon kecantikan yang mengambil lokasi di dalam perumahan.

Lokasi memang menentukan. Tapi jika bicara tentang kebutuhan konsumen, tentu, salah satunya mereka memilih yang terdekat dari lokasi dimana mereka berada. Jadi, dimanapun lokasi, asal dekat tak jadi masalah.

Beralih ke soal tarif. Bisnis salon tampaknya menetapkan tarif yang hampir sama alias tak jauh beda. Entah dikordinir atau tidak, dari hasil di lapangan tarif jasa salon sepertinya memiliki kesepakatan.

Dari tarif, kita singgung soal layanan kecantikan yang disediakan. Meski pada mulanya salon merupakan tempat merawat rambut, namun dalam perkembangannya salon sudah merambah pada perawatan kulit dan kuku. Hal seperti ini sebenarnya bukan masalah, justru semakin baik karena segala sesuatunya butuh pengembangan. Tak hanya harga tarif yang selalu dikembangkan, pelayanan pun wajib dilebarkan.