Jumat

Bisnis Properti di Tangerang Sangat Menjanjikan

Bisnis properti memiliki efek yang berantai terhadap ekonomi masyarakat, karena pembangunan rumah atau bentuk properti lainnya, kebanyakan bersumber dari bahan atau material lokal. Dengan bergeraknya industri properti maka bergerak pula semua industri di berbagai penjuru, yang berkaitan dengan sektor informal.

Bicara tentang ekonomi dan bisnis, bentuk investasi yang paling solid di negeri ini, dibanding investasi bentuk lain seperti obligasi atau reksadana adalah properti. Hal ini bisa terjadi karena properti, khususnya perumahan merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang akan terus dicari. Demikian disampaikan oleh Ir. Panangian Simanungkalit, MSC, pengamat properti yang hadir sebagai pembicara dalam sebuah seminar properti di Gading Serpong, pertengahan April lalu.

Khusus membahas tentang prospek industri properti di wilayah Tangerang, Panangian mengatakan, Tangerang sangat menjanjikan. Pasalnya, kota satelit Jakarta yang satu ini memiliki tingkat urbanisasi penduduk yang paling tinggi bila dibandingkan dengan daerah lain di sekitar ibu kota.

“Penduduk Tangerang selalu bertambah setiap saat. Ini merupakan peluang bagi para pelaku industri properti untuk terus mengeluarkan produk-produk properti. Selain itu, pembangunan infrastruktur di Tangerang juga berlangsung dengan cepat,” katanya.

Selepas krisis moneter tahun 1998, perlahan bisnis properti di dalam negeri merangkak maju. Satu per satu proyek properti besar bermunculan. Bahkan, beberapa pengembang dari luar negeri juga turut menggarap bisnis ini di Indonesia.

Lima atau enam tahun ke belakang, industri properti mulai menemukan jalan yang benar, terutama untuk daerah Tangerang. Pengembang papan atas seperti Grup Lippo, BSD, dan PT Modernland pun turut berjasa membuka lahan ini kawasan ini.

Lebih jauh Panangian mengungkapkan, ia memprediksi tahun 2012 bisnis properti dalam negeri akan mencapai masa puncak. “Bisnis properti Indonesia bisa mencapai puncaknya dengan cepat asal mendapat dukungan dari semua pihak,” pungkasnya. Lebih dari itu, Panangian juga memperkirakan, pada tahun 2030 industri properti Indonesia akan masuk dalam 10 besar ekonomi dunia.

Ruko banyak dicari

Seiring perkembangan jaman, manusia menuntut kehadiran properti yang nyaman sekaligus menguntungkan. Maskudnya, produk properti tidak lagi di dominasi oleh perumahan, tapi juga kawasan bisnis dan pusat-pusat perbelanjaan.

Untuk produk properti komersial, Panangian menyebutkan, untuk saat ini produk properti jenis rumah toko (ruko) tengah menjadi idola. Produk ini paling banyak dicari dan dibeli masyarakat.

Bagi masyarakat kalangan menengah, ruko memang menjadi pilihan yang tepat untuk memulai atau menjalankan sebuah usaha. Jika berada di lokasi yang strategis, yang didukung dengan akses dan fasilitas yang tepat, ruko akan cepat terjual. “Ruko dan rumah sama prospektifnya,” lanjut Panangian.

Melihat di lapangan, dalam komunitas kita banyak terdapat ruko dan sudah terisi. Ini menandakan ruko memang benar-benar dicari. Fungsi ruko yang kebanyakan menjadi tempat usaha, menjadikannya sebagai bentuk investasi yang cukup menjanjikan sekaligus aman dan terus berkembang.

Dalam hal investasi, memiliki sebuah ruko bisa dibilang tidak akan merugikan. Sebab, dari waktu ke waktu, harga tanah dan bangunan akan meningkat. Jika pun memiliki ruko namun tidak digunakan, tetap saja tidak akan mengecewakan. Malah sebaliknya, akan menguntungkan di kemudian hari.

Butuh dukungan semua pihak

Fakta menunjukkan, sektor properti di Indonesia tidak bisa ditangani setengah hati melainkan harus fokus dan intens. Dibutuhkan pemerintah yang sangat concern dengan industri properti. Mungkin ini berawal dari pemikiran kota yang aman, nyaman dan tenteram. Artinya kota yang aman bagi investor, nyaman bagi penduduk dan tenteram bagi lingkungan.

“Karena produk properti yang berbentuk rumah adalah kebutuhan pokok selain sandang dan pangan, maka ini harusnya menjadi kebijakan politik pemerintah. Kepada pemerintah daerah bisa diberikan semacam penghargaan atau credit point agar mereka membuat target-target pembangunan properti,” kata Panangiang lagi.

Lebih jauh Panangian menutarakan, pertumbuhan sektor properti 2008 sendiri diperkirakan akan meningkat terus apabila terjadi realisasi asumsi makro SBI yang mencapai 7,5 persen. Pertumbuhannya akan sangat ditopang oleh permintaan sektor perumahan.

“Dari asumsi SBI delapan persen pertumbuhannya bisa mencapai 10-12 persen, apabila bisa mencapai 7,75 persen bahkan 7,5 persen pada akhir tahun, bisnis properti bisa tumbuh 14 persen,” katanya.

Panangian juga mengatakan bahwa pertumbuhan tersebut masih didorong oleh permintaan pertumbuhan sektor perumahan yang disusul permintaan ruko, pusat-pusat perbelanjaan, dan apartemen.

“Perumahan bisa mendorong 60 persen dari pertumbuhan itu, sekarang ini sektor properti sektor yang paling aman dari sektor lainnya termasuk sektor infrastruktur seperti jalan tol dan lainnya," paparnya menambahkan.

Beralih ke produk apartemen, Panangian menegaskan sektor apartemen yang beberapa tahun lalu cukup menggeliat pada tahun ini akan melandai karena sudah terjadi kelebihan suplai terutama untuk pusat kota di Jakarta. “Kota Tangerang masih cukup bagus untuk sektor ini," ucapnya.

Anonim mengatakan...

properti memang menarik untuk dijadikan investasi tapi karena terlalu banyak pilihan, jadi bingung memilihnya. Ada tips ?