Rabu

Industri Properti Akan Diterpa Badai

Melihat tingginya permintaan pasar, banyak kalangan menilai pasar properti di Indonesia masih akan bertumbuh pada 2008, terutama untuk produk hunian dan komersial. Namun melihat situasi yang sedang berkembang saat ini, terutama masalah harga bahan bakar minyak (BBM) yang melambung tinggi, dikhawatirkan bisnis properti akan kembali terperosok seperti masa krisis 10 tahun lalu.

Hingga bulan Mei lalu, bisnis properti memang sedang damai dan tengah merasakan manisnya meraih kejayaan. Tapi bagaimana dengan bulan Juni ini, ketika pemerintah memutuskan untuk menaikan harga BBM?

BBM merupakan salah satu elemen penting dari kehidupan manusia, termasuk bisnis properti. Secara umum, rencana kenaikan harga BBM yang diperkirakan mencapai 30 persen merupakan pukulan telak bagi sektor properti. Pasalnya, kenaikan harga BBM akan berpengaruh kepada harga material bangunan.

Dengan naiknya harga material bangunan, hampir bisa dipastikan harga properti juga akan ikut naik. Dan menaikan harga rumah di saat daya beli masyarakat merosot tajam bukan pilihan bijak, tapi kalau tak dinaikan kerugian yang akan ditanggung pengembang sangat besar.

Kenaikan harga BBM tahun ini memang bukan untuk kali pertama selama masa Pemerintahan Susilo Bambang Yodhoyono (SBY). Tercatat, sejak terpilih tahun 2004 lalu, Pemerintahan SBY sudah menaikan harga BBM sebanyak dua kali.

Meski sudah ‘terbiasa’ dengan kenaikan harga BBM, tetap saja para pelaku industri properti merasa cemas. Jika tidak diantisipasi dengan baik, besar kemungkin para pelaku industri properti bisa gulung tikar, karena merosotnya daya beli masyarakat.

Naiknya harga BBM sudah pasti tidak cuma mempengaruhi bisnis properti, bisnis yang lain juga akan kena imbasnya. Masyarakat yang semakin kesulitan tentu akan semakin selektif untuk mengeluarkan uang.

Memajukan industri properti tidak bisa hanya dilakukan oleh para pemainnya saja. Industri properti juga butuh bantuan dan kerjasama dari pihak lain seperti pemerintah dan perbankan.

Bagi pemerintah sendiri, menaikan harga BBM memang bukan langkah yang pro-rakyat. Tapi, kenaikan harga BBM bukanlah kemauan pemerintah. Sepenuhnya, kenaikan ini dipicu oleh semakin melambungnya harga minyak dunia.

Para pelaku bisnis termasuk bisnis properti, saat ini pastinya sedang memikirkan solusi yang tepat untuk mengatasi kenaikan harga BBM. Pun demikian, dari sejumlah pelaku industri properti yang dijumpai AdInfo, mereka optimis masa krisis akibat kenaikan harga BBM tidak akan berlangsung lama. Selang beberapa waktu, mereka yakin industri properti akan kembali pulih.

Cepat atau lambatnya kemampuan bisnis properti untuk kembali bangkit juga turut dipengaruhi oleh kesiapan masyarakat menerima kenaikan harga BBM tadi. Jika masyarakat sudah siap, dalam waktu singkat, kenaikan harga BBM kali ini tidak akan lagi jadi perbincangan. Tapi bagaimana jika masyarakat tidak siap? Bencana akan melanda bisnis properti dalam negeri.