Serangan jantung koroner sering kali terjadi secara mendadak dan tidak jarang pada malam hari sehingga penderita sulit untuk ditolong. Mengingat mendadaknya serangan tersebut, maka Anda yang mempunyai gejala atau berbakat menderita kelainan jantung sebaiknya rutin memeriksakan diri.
Penyakit jantung koroner memang sangat mematikan. Di banyak negara seperti Amerika, Inggris, Singapura, dan bahkan Indonesia misalnya, penyakit jantung koroner merupakan salah satu pengancam jiwa manusia yang masih sangat merajalela di samping wabah-wabah lain seperti bencana alam atau penyakit mematikan lainnya.
Telah banyak orang yang meninggal karena penyakit ini. Bahkan, penyakit jantung koroner termasuk dalam katagori penyakit berbahaya yang paling banyak memakan korban jiwa.
Menurut dr. Doni Firman, Sp.Jp, dalam seminar Pencegahan Penyakit Jantung Koroner yang diselenggarakan Eka Hospital, pertengahan Oktober lalu, Arteri koroner merupakan pembuluh darah yang mensuplai jantung dengan darah. Arteri koroner itu lebih spesifiknya memberikan oksigen-oksigen yang terdapat di dalam darah ke otot-otot jantung yang terdapat di dinding jantung. Hal ini sangat perlu dipertahankan agar seseorang dapat bertahan hidup karena oksigen-oksigen ini akan digunakan untuk respirasi otot jantung agar jantung dapat terus memompa darah ke seluruh bagian tubuh.
Jika oksigen-oksigen ini tidak dapat disalurkan dengan baik ke otot-otot jantung, lanjut dr. Doni, maka jantung akan menjadi lemah dan tidak dapat menyediakan darah ke seluruh bagian tubuh. Hasilnya, orang tersebut akan meninggal karena proses-proses biologis di dalam dirinya tidak dapat dilakukan karena organ-organ tubuh tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen dari darah.
”Dalam penyakit jantung koroner, arteri koroner ini menjadi semakin sempit dan kadang-kadang terblokir. Hal ini menyebabkan darah tidak dapat disalurkan dengan baik ke otot-otot jantung,” ujar dr. Doni.
Pada tahap awal, mungkin si penderita masih dapat bernafas dengan normal dan darah yang mengalir ke otot jantung masih cukup. Namun, ketika dia melakukan aktivitas yang melelahkan seperti berolahraga atau memarahi orang lain, arteri koroner yang menyempit tidak dapat mensuplai darah yang cukup ke otot-otot jantung.
Padahal, pada saat ini, jantung memerlukan darah lebih agar tubuh mendapatkan energi yang cukup untuk melakukan aktivitas yang melelahkan itu. Si penderita bisa jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri, dan bahkan bisa langsung meninggal dunia.
Penyempitan arteri koroner ini biasa disebut arteriosclerosis, dan salah satu bentuk arteriosclerosis adalah penyempitan karena lemak jenuh, yang disebut atherosclerosis.
Dalam proses ini, lemak-lemak terkumpul di dinding arteri dan penebalan ini menghasilkan permukaan yang kasar pada dinding arteri dan juga penyempitan arteri koroner. Hal ini membuat kemungkinan adanya penggumpalan darah pada bagian arteri yang menyempit ini. Jika darah terus menggumpal, maka tidak ada lagi darah yang bisa mengalir karena darah ini diblok oleh gumpalan darah yang sudah menjadi keras.
Jika tidak ada lagi darah yang dapat mengalir melalui arteri koroner, maka si penderita akan mengalami serangan jantung. Pada tahap inilah si penderita tidak dapat melanjutkan aktivitasnya dan akan jatuh lemas karena ada bagian dari otot jantungnya yang telah mati lantaran tidak mendapatkan cukup darah.
Minggu
Penyakit Jantung Koroner, Menyerang Perlahan Namun Mematikan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comment Form under post in blogger/blogspot