Selasa

Johannes S. Prajitno, M.Sc. - Harapkan Anak Didiknya Berhasil

Pelaksana Harian Rektor Universitas Multimedia Nusantara

Pengalamannya belajar dan bekerja di negeri kincir angin, membuatnya makin berwawasan luas serta memiliki pandangan yang lebih terbuka akan perbedaan. Berbekal tekad dan kegigihan hati, ia tetapkan jalan hidupnya pada dunia pendidikan.

Setelah menyelesaikan SMA, Johannes S. Prajitno atau yang akrab disapa Prajitno langsung bertolak ke Belanda. Di sana, pria kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 53 tahun silam ini melanjutkan studinya di Erasmus University Rotterdam, Belanda, mengambil program studi ekonomi perusahaan.

Kurang lebih 15 tahun lamanya Prajitno menghabiskan waktu di Belanda. Selain belajar, ia juga sempat bekerja di Philips International BV, Eindhoven, Belanda sebagai Information Analyst.

“Banyak hal yang saya pelajari di Belanda. Apalagi, di sana saya serba mandiri,” katanya.

Awal periode 90-an, Prajitno kembali ke tanah air. Di Indonesia, ia juga sempat bekerja di beberapa perusahaan.

Kisah Prajitno bergelut dengan dunia pendidikan, diawali pada tahun 1993. ketika Prajitno diminta untuk memimpin sebuah sekolah tinggi ilmu ekonomi yang cukup ternama di Jakarta.

“Karir saya di sekolah tinggi pertama yang saya pimpin terbilang cukup sukses. Buktinya, STIE itu masuk dalam 5 besar sekolah tinggi ilmu ekonomi ternama di Indonesia,” pungkas Prajitno yang dikaruniai dua anak ini menambahkan.

Delapan tahun berselang, Prajitno menyudahi karirnya di sekolah tinggi tadi. Tak butuh waktu lama, di tahun yang sama, tahun 2001, Prajitno kembali memimpin sebuah sekolah tinggi informatika dan komputer, di bilangan Kelapa Gading, Jakarta.

Tahun 2007 lalu, barulah Prajitno bergabung dengan Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Saat ini, ia dipercaya untuk menjabat sebagai Pelaksana Harian Rektor.
“Bersama dengan rekan-rekan dan staf yang lain, saya ingin memajukan UMN menjadi universitas berkualitas, yang diakui oleh publik,” ujarnya.

Kualitas, kata Prajitno, harus dilihat dari sudut pandang eksternal. Ia bercita-cita, mahasiswa UMN mampu menjadi tenaga kerja yang profesional atau menjadi enterprenuer yang tangguh.

“Memang, mewujudkan cita-cita tadi bukan perkerjaan mudah. Namun, didukung dengan program pendidikan yang terencana, saya yakin, UMN mampu mewujudkan itu semua,” sambung Prajitno.
Soal rencana dan program kerja tadi, Prajitno juga menambahkan, segala sesuatu yang ada di dunia ini penuh dengan ketidakpastian. Nantinya, di sana-sini pasti akan ditemui hambatan.

“Segala yang telah direncanakan pasti akan berubah. Akan ada kesalahan dan kekurangan. Dan itu adalah hal yang wajar bagi saya. Sementara untuk menyelesaikannya, kita harus belajar dari kesalahan, demi masa depan yang lebih baik tentunya,” tukas Prajitno yang mengaku memiliki hobi renang dan sepak bola ini menegaskan.

Sementara itu, meski sibuk berkarya untuk UMN, Prajitno masih menyempatkan diri untuk berbagi waktu dengan keluarga. Menurut pria yang tinggal di Kelapa Gading, Jakarta ini, bicara tentang pekerjaan tidak akan ada habisnya. Tapi, jika pekerjaan itu dilakukan dengan terstruktur, maka waktu senggang pun juga akan tersedia.

Bekerja di dunia pendidikan, kata Prajitno, adalah suatu perbuatan yang mulia. Mencerdaskan orang lain, mencerdaskan bangsa, adalah cita-cita besar di hati kecilnya. “Jika anak didik saya berhasil dan sukses di kehidupannya, tentu saya akan sangat merasa bangga. Dan itulah yang saya harapkan untuk setiap mahasiswa UMN,” kata Prajitno menutup perbincangan.