Selain Jakarta, Tangerang rupanya juga memiliki beberapa titik-titik lokasi rawan banjir. Dan biasanya, banjir yang kerap terjadi di lokasi-lokasi itu ketinggiannya cukup mengkhawatirkan dan bervariasi mulai dari 30 sentimeter hingga 1 meter. Titik-titik rawan banjir di Tangerang antara lain Cipondoh, Ciledug, Larangan, Karang Tengah, Priuk, Karawaci, Jatiuwung, Cibodas, Neglasari, Benda, Pinang, Tangerang, dan Batu Ceper.
Intensitas hujan di Tangerang akhir-akhir ini makin meningkat. Dikhawatirkan, hujan yang hampir turun setiap hari ini berpotensi menyebabkan banjir. Belum lagi kiriman air yang datang dari kawasan Bogor dan Puncak yang mengalir melalui sungai-sungai dan kali yang ada di Tangerang.
Sebagai bentuk antisipasi banjir, Pemerintah Kota Tangerang telah menyiapkan dana sebesar Rp 1 miliar. Dana tersebut rencananya akan dialokasikan ke 31 titik daerah rawan banjir yang ada di Kota Tangerang.
Bagian Pengendalian Sosial Pemerintah Kota Tangerang, Suhanda, seperti dilansir okezone mengatakan, sejatinya terdapat 60 titik daerah rawan banjir yang ada di Kota Tangerang. Namun hanya 31 titik yang dianggapnya benar-benar rawan jika dilihat dari ketinggian air.
Daerah tersebut antara lain Ciledug, Priuk, dan Pinang Griya. “Banyak daerah di Kota Tangerang yang rawan bajir, namun kami fokuskan untuk titik-titik yang paling parah,” ujar Suhanda.
Sejauh ini, lanjut Suhanda, persiapan dan koordinasi antara instansi terkait sudah dilakukan agar pada saat banjir itu terjadi langsung ditanggulangi. Bentuk persiapan tersebut, antara lain pelatihan-pelatihan kepada tim evakuasi korban banjir.
Sementara itu, masih dalam mengantisipasi banjir, Pemkot Tangerang, sejak Mei lalu telah meluncurkan program pembuatan lubang resapan biopori. Menurut Nuriman Mahjudin, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang, seperti dilansir Sinar Harapan, menyebutkan, program pembuatan lubang biopori itu sedianya sudah dimulai di tiga kecamatan, masing-masing Cipondoh, Karang Tengah, dan Pinang.
Ditargetkan sebanyak 42.840 lubang biopori akan dibuat di seluruh wilayah Kota Tangerang. ”Pembuatan lubang biopori itu akan dilakukan secara bergiliran di setiap wilayah kecamatan,” katanya. Menurutnya, total 42.840 lubang biopori yang akan dibuat tahun ini masih sangat kurang bila dibandingkan dengan luas wilayah Kota Tangerang yang mencapai 184,23 kilometer. Terlebih asumsi tinggi curah hujan masih berkisar pada angka 119,54mm/jam.
Langkah lain yang ditempuh Pemkot Tangerang dalam mengantisipasi banjir adalah pembangunan atau perbaikan infrastruktur public, khususnya jalan raya. Di Jatiuwung, Pemkot mengalokasikan dana Rp 80 miliar untuk membangun jalan laying, yang merupakan antisipasi terhadap bahaya banjir sehubungan rendahnya dataran tanah di kawasan tersebut.
Lewat situs resmi Pemkot Tangerang, Walikota Tangerang, H. Wahidin Halim mengatakan, proyek jalan layang di Jatiuwung itu untuk memperlancar arus lalu lintas karena di wilayah itu sering banjir sehingga arus transportasi menjadi terhambat.
Wahidin juga menjelaskan, proyek tersebut dikerjakan pemerintah pusat dan Pemkot Tangerang karena berada pada ruas jalan negara dengan biaya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Senin
Tangerang, Waspada Banjir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comment Form under post in blogger/blogspot