Kamis

Jangan Dulu Bicara Prestasi Olahraga

Di masa yang serba komersil seperti sekarang ini, segala sesuatunya butuh uang, termasuk untuk mengeluarkan keringat dengan berolahraga. Akibat minimnya lahan, olahraga harus dibayar dengan uang.

Menyedihkan memang ketika ingin mendapat badan yang sehat harus dibayar dengan uang. Tapi apa daya, karena semakin sedikitnya fasilitas olahraga yang gratis, mau tak mau kita yang hendak berolahraga harus rela sedikit merogoh kocek.

Di komunitas Serpong dan Karawaci sendiri, banyak tempat yang menyediakan jasa penyewaan sarana untuk berolahraga. Pun demikian, bagi warga komunitas kita ini, keluar uang sedikit asal sehat rasanya tak jadi soal. Selama itu menyenangkan dan dalam batas-batas kewajaran, semuanya sah-sah saja.

Tujuan dari olahraga tentu adalah sehat. Dengan raga dan jiwa yang sehat, maka pikiran kita juga akan semakin ‘sempurna’ daya konsentrasinya. Jika begitu, semoga saja apa yang kita kerjakan bisa berhasil, berjalan sesuai harapan.

Banyak pilihan tempat olahraga di komunitas tercinta ini. Bagi yang serius, atau yang bercita-cita menjadi atlet olahraga profesional, beberapa tempat memang lahir untuk menjadikan anggotanya menjadi atlet pro. Luar biasa bukan.

Sementara itu, bagi yang hanya ingin sekedar cari keringat, tempat olahraga yang murah meriah juga ada. Asal bisa bergerak dan memacu jantung, tempat seadanya sudah cukup.

Olahraga sudah jadi kebutuhan. Bahkan tak sedikit masyarakat yang menjadikan olahraga sebagai suatu gaya hidup alias kemewahan. Akibat komersialisasi, olahraga menjadi bagian dari symbol kemapanan.

Di luar negeri, olahraga benar-benar dipuja, dihargai setinggi langit. Lain halnya di tanah air. Di masa jayanya, seorang atlet akan dikalungi berjuta pujian, tapi begitu pamornya turun atau setelah pensiun, masyarakat akan dengan cepat melupakannya. Tragis memang, tapi seperti itulah kenyataannya.

Bicara tentang prestasi, olahraga nasional sepertinya hanya berjalan di tempat. Apapun bidang olahraganya, selalu saja jauh dari juara. Belum lagi atlet yang bertanding itu-itu saja, seakan tak ada gantinya. Sebenarnya, apa yang salah dengan olahraga di tanah air, atletnya, pelatihnya, pengurusnya, atau pemerintahnya?

Terlalu rumit bagi kita yang ada di komunitas Serpong dan Karawaci ini untuk memikirkan hal-hal seperti itu. Yang kita bisa hanyalah terus berolahraga agar bisa sehat, kendati harus membayar.

Olahraga adalah suatu kebiasaan yang baik. Apalagi jika dibiasakan sejak dini. Jika semua anak di negeri ini rajin berolahraga, tentu semuanya akan sehat, dan kedepannya, akan lahir pemimpin-pemimpin bangsa yang berbadan sehat sekaligus memiliki jiwa yang sehat pula. Sehingga pada akhirnya, akan mampu melahirkan kebijakan-kebijakan yang benar-benar membela kepentingan rakyat.

Sementara itu, membisniskan olahraga sebenarnya bukan hanya sekedar wacana. Olahraga punya potensi untuk ‘diuangkan’. Apalagi di komunitas ini, masyarakatnya sudah sangat peduli dengan olahraga. Jika pandai dan jeli melihat peluang, berbisnis olahraga akan jadi suatu pilihan yang tepat, sekaligus bermanfaat untuk orang lain. Ingin berbisnis olahraga, kenapa tak mencoba?