Selasa

Kejuaraan Liong dan Barongsai Internasional, Meliuk Berani Beradu Gengsi

Atraksi para pemain barongsai yang berusia relatif muda memukau ribuan pengunjung pusat perbelanjaan BSD Junction. Lewat atraksi lantai dan tonggak, para pemain barongsai yang bertarung dalam ajang kejuaraan barongsai dan liong bertaraf internasional ini meliuk-liuk beradu ketangkasan.

BSD City menjadi tempat diselenggarakannya Turnamen Liong dan Barongsai tingkat nasional dan internasional 2008. Selain Asean Cup 2008, Turnamen Liong dan Barongsai yang diselenggarakan oleh Persatuan Liong dan Barongsai Seluruh Indonesia (PLBSI) dan didukung Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) serta Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora) ini juga akan memperebutkan President Cup 2008 yang merupakan piala bergilir Presiden Republik Indonesia.

Sebanyak 10 barongsai dari 6 negara Asean dan sekitarnya, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunai Darusaalam, Hongkong, dan Taiwan, beradu ketangkasan di atas Tonggak dalam Asean Cup 2008 yang berlangsung pada Selasa, 9 Desember 2008 lalu. Sedangkan untuk President Cup 2008 digelar selama dua hari, yaitu Minggu dan Senin, 7-8 Desember 2008 dan diikuti oleh 30 tim barongsai lantai dan tonggak yang berasal dari berbagai wilayah seluruh Indonesia.

“Asean Cup 2008 sendiri merupakan kejuaraan barongsai tonggak yang baru pertama kali digelar. Sementara President Cup 2008 merupakan kejuaraan yang rutin digelar PLBSI sejak tahun 2001, dan untuk tahun ini merupakan ajang President Cup yang keenam. Dan BSD Junction telah terpilih menjadi tempat berlangsungnya kedua turnamen tersebut,” kata Gandi Salistjanto, Property General Manager BSD Junction.

Selain dari Asean Dragon and Lion Dance Federation (ADLDF) yang merupakan federasi perkumpulan liong dan barongsai se-Asia Tenggara, penyelengaraan Asean Cup 2008 dan President Cup 2008 juga mendapat dukungan dari International Dragon and Lion Dance Federation (IDLF) atau federasi liong dan barongsai sedunia. Bahkan pihak IDLF sendiri telah mengirimkan utusannya dari Malaysia untuk menjadi dewan juri di Asean Cup 2008 ini.

Indonesia sendiri, untuk Asean Cup 2008 menurunkan tiga tim barongsai tonggak. Ketiga tim tersebut merupakan tim barongsai pilihan yang berhasil menempati urutan pertama, kedua, dan ketiga dalam turnamen President Cup 2008.

Piala untuk Malaysia

Ketangkasan bermain barongsai di atas tonggak dari tim Malaysia rupanya belum dapat ditumbangkan oleh peserta yang lainnya. Tak heran jika 28 juara barongsai dunia pernah disabetnya, tak terkecuali juara pada piala Asean Cup 2008 ini.

Kendati tim Indonesia yang bertindak sebagai tuan rumah telah menurunkan 3 tim terbaiknya, yaitu Kong Ha Hong, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) A dan PSMTI B, ketangkasan tim dari negeri jiran ini belum dapat tergeserkan.

Pun demikian, usaha dari 3 tim tuan rumah yang telah disaring melalui kejuaraan President Cup 2008 tidaklah terlalu buruk. Selisih skor 0,04 dengan pemegang piala Asean Cup 2008 cukup memuaskan.

Kekalahaan nilai tim Indonesia dari tim Malaysia yang tipis disebabkan karena kelelahan setelah 2 hari sebelumnya berjuang dalam piala President Cup 2008. tapi, dari segi kualitas permainan dan pengalaman, tim Indonesia tak kalah dengan tim Malaysia.

Untuk perolehan skor, posisi pertama diduduki oleh Kun Seng Keng Lion and Dragon Dance Association dari Malaysia dengan skor 9,14, dilanjutkan skor 9,10 untuk Kong Ha Hong dari Indonesia dan urutan ketiga Chin Wan Thai Yu Wei dari Hongkong dengan nilai 9,05.

Pada kejuaraan ini, penilaian dilakukan atas dasar ekspresi singa atau naga, keserasian gerak antara kepala dan ekor, kerapian kostum dan aksesoris, serta tingkat kesulitan yang dilakukan singa atau naga. “Ada banyak penilaian yang diberikan,” kata Wakil Ketua Panitia Kejuaraan Liong dan Barongsai Internasional 2008, The Pu Ming.

Lebih jauh The Pu Ming menyebutkan, kejuaraan liong dan barongsai ini diselenggarakan dalam rangka memasyarakatkan barongsai. Terlebih, pengenalan budaya dan olahraga melebur menjadi satu dalam atraksi barongsai. “Kami harapkan masyarakat Indonesia akan semakin mengenal barongsai,” pungkas The Pu Ming lagi.

Sementara itu, perjuangan tim Malaysia untuk menjuarai piala Asean Cup 2008 membawa sedikit insiden kecil. Salah satu pemain dari tim Malaysia, yang bernama Chan Kok Fu, mengalami cedera saat melakukan aksinya di atas tonggak dan dirasakan setelah pertandingan usai. Saat itu juga, pemain barongsai yang memegang ekor tersebut dilarikan ke rumah sakit Eka Hospital, Serpong.

“Cedera yang dialami Chan Kok Fu disebabkan karena kelelahan akibat padatnya jadwal pertandingan,” kata Loo Poi Yap, pelatih Kun Seng Keng Lion and Dragon Dance Association.

Kejuaraan Liong dan Barongsai Internasional 2008 ini sendiri berlangsung dengan sangat meriah. Para peserta tampak begitu antusias mengikuti kejuaraan bergengsi ini. Selain itu, kemeriahan juga semakin terlihat dengan banyaknya penonton yang menyaksikan perhelatan tahunan ini.

Yang menarik dari Kejuaraan Liong dan Barongsai Internasional ini adalah sebagian besar peserta berusia sangat muda, sekitar 12 sampai 15 tahun. Para pemain muda itu tampil sebagai pemeran utama yang mengendalikan naga dan singa.

Kemudian, tak hanya didominasi peserta laki-laki, peserta perempuan, yang tampil pada bagian penabuh gendering juga tampak terlihat. Dengan gagah dan penuh semangat, genderang terus bertabuh menyemangati sang naga.