Kamis

Belajar Kata Maaf untuk Anak

Saat bermain dengan teman sebayanya, tiba-tiba si kecil secara tidak sengaja menyenggol temannya hingga terjatuh dan menangis. Namun si kecil tidak memberikan reaksi apapun. ia tidak mengucapkan maaf apalagi membantu sang teman, meskipun Anda sudah menyuruhnya. Hingga akhirnya Andalah yang terpaksa turun tangan untuk menghibur temannya.

Mungkin hal ini pernah Anda alami. Sudah berulang kali Anda meminta anak Anda untuk minta maaf setiap melakukan kesalahan, tapi selalu responsnya hanya melihat sekilas sambil berlalu. Seakan-akan ia tidak bersalah sama sekali. Mungkinkah si kecil terlalu cuek dan tidak menyadari kalau Ia telah berbuat salah?

Minta maaf atau menyesal memang terlalu sulit dilakukan anak-anak terutama yang berusia di bawah tiga tahun. Pada usia tersebut, anak sedang berada pada fase egosentris sehingga belum mampu melihat permasalahan dari sudut pandang orang lain.

Namun hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Seorang anak tetap harus dibiasakan dan diajarkan mengucapkan kata maaf setiap ia melakukan kesalahan. Faktor yang terpenting pada usia ini adalah pembiasaan, karena seiring waktu ia akan memahami konsep maaf.

Bila tak dibiasakan sejak dini, maka akan terbawa hingga usia dewasa dan berpengaruh pada perkembangan sosialnya. Anak bisa saja tidak akan disukai di dalam pergaulannya. Selain itu emosi anak bisa berkembang tidak optimal, karena dengan tidak mengakui kesalahan berarti ia tidak bisa menilai dirinya dengan tepat.

4 Langkah
Berikut 4 langkah sederhana untuk membiasakan batita mengucapkan kata maaf, pertama, berikan contoh langsung. Seorang anak memang cenderung mencontoh kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang terdekatnya.

Contohkan padanya bagaimana seharusnya kata maaf diucapkan. Misalkan, saat Anda secara tak sengaja menumpahkan susunya, ucapkan permintaan maaf padanya. Dengan demikian anak akan terbiasa melihat orang-orang terdekatnya mengucapkan maaf manakala melakukan kesalahan.

Yang kedua, tunjukkan penyesalan dengan bahasa tubuh. Gunakan bahasa tubuh Anda pada saat mengungkapkan permintaan maaf. Anda bisa melakukan kontak mata saat mengucapkan kata maaf, menggenggam tangannya, memeluk erat, atau mencium keningnya, sehingga ia bisa merasakan penyesalan yang mengiringi kata maaf itu.

Namun ingat, tegaskan padanya bahwa pelukan dan ciuman penyesalan hanya boleh diberikan pada papa atau mama atau kakak dan adik, sedangkan untuk orang lain cukup dengan bersalaman saja.

Ketiga, dorong agar ia bertanggung jawab. Selain mengucapkan kata maaf, ajarkan pula anak Anda untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukannya. Misalkan, saat ia menyenggol temannya hingga terjatuh. Setelah si kecil mengucapkan kata maaf, ajak dia untuk membantu temannya berdiri atau sekedar memberikan plester. Tindakan ini sebagai bagian dari pembelajaran tentang tanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan.

Terakhir, berikan pujian. Tidak ada salahnya memberikan pujian setelah anak Anda mengucapkan kata maaf setiap kali ia melakukan kesalahan. Hal ini sebagai penguatan bahwa yang dilakukannya sudah benar dan perlu diulanginya lagi di lain kesempatan.

Selain empat langkah di atas, Anda juga harus mengajarkan si kecil kapan kata maaf itu layak diucapkan. Misalkan ketika ia menyusahkan orang lain, mencelakai orang lain, melanggar janji, melakukan hal-hal yang sudah dilarang, atau pada saat ia melakukan hal-hal yang tidak disukai orang lain. Dengan begitu, ia akan memahami yang ditekankan adalah pesan untuk tidak mengulangi kesalahan, bukan semata-mata minta maaf tanpa mengerti alasannya.