Buat anak-anak, mainan adalah benda yang menarik. Tidak cuma untuk dimainkan tapi juga untuk dibongkar. Jika si kecil gemar membongkar mainannya, jangan heran. Pasalnya, si kecil sedang penasaran dengan cara kerja mainan itu.
Anak-anak memang pandai membongkar mainan. Yang jadi masalah, justru ia tak bisa memasangnya kembali. Lucu bukan. Sebenarnya, ‘membedah’ mainan adalah tantangan bagi anak-anak.
Seperti dikutip dari berbagai sumber, beraksi seperti mekanik yang handal, membongkar mainan atau barang lainnya menjadi kegiatan favorit si kecil. Namun sayangnya, setelah berantakan, hasil pekerjaannya dibiarkan begitu saja, tanpa bisa dipasang kembali. Sebagai orangtua, haruskah kita melarangnya?
Menilik usia anak-anak, membongkar barang atau mainan yang ada di sekitar adalah hal yang wajar. Tahap ini sebenarnya sesuai dengan fase perkembangan anak. Semua itu proses untuk mematangkan keterampilan motorik anak, terutama menyangkut koordinasi gerak tangan dan kaki. Karena koordinasi antar otot mengikuti hukum perkembangan, keterampilan tangan akan lebih cepat dan mudah untuk dikuasai daripada kaki.
Tak hanya itu yang mendorong anak di usia balita suka membongkar barang atau mainan. Tindakan tersebut sebenarnya semata untuk memenuhi kebutuhan eksplorasi. Dengan kata lain, perilaku itu merupakan pemenuhan perkembangan intelektual yang semakin meningkat di usia ini. Jika reaksi spontan para ibu biasanya berupa jeritan gemas maka hal itu bisa dimaklumi. Namun, tindakan apa yang harus dilakukan?
Para orangtua, khususnya ibu memang dihadapkan pada dilema. Melarang salah, tak melarang makin salah. Jika orangtua tak melarang lebih disebabkan karena pemahaman bahwa masa usia anak balita merupakan masa penuh kreativitas. Inilah masa keemasan yang tak akan bisa terulang. Namun, jika tak melarang, rasanya tak bisa dibayangkan berapa ‘harga’ yang harus dibayar. Apapun, benda atau mainan di rumah tentu punya nilai dan harga. Lalu?
Benar bahwa usia 2 tahun adalah masa keemasan si kecil. Inilah saat anak Anda bereksplorasi pada dunia sekitar. Namun, itu bukan berarti Anda sungkan berkata “Jangan!” pada si kecil. Sebab, pada usia inilah saat yang tepat bagi Anda untuk sedikit ‘mengarahkan’ energi kreativitas si kecil sebagai awal perkembangan yang akan mendorong seorang anak berkembang lebih baik di masa depannya. Jadi, reaksi Anda tetap diperlukan selama itu bukan berarti melarang.
Ini memang tak mudah. Apalagi, harus diakui, banyak orangtua bereaksi negatif atas ulah ‘destroyer’ si kecil dengan beragam larangan. Ini memang tak lepas dari pola pendidikan kita yang belum mengutamakan kreativitas. Masih banyak orangtua yang belum tahu betapa anak seusia ini punya energi dan rasa ingin tahu sangat besar. Misalnya anak akan penasaran dengan suara yang keluar dari radio atau televisi yang menampilkan gambar. Bahkan ia pun tertarik dengan tas Anda yang berat. Kesemua hal ini mendorong anak untuk langsung beraksi.
Melarang anak berarti Anda secara tak langsung menghalangi minatnya dalam berkreasi. Amannya, jika ada barang yang berharga bagi Anda dan berbahaya bagi si kecil, sebaiknya simpan jauh-jauh dari jangkauan agar si anak tak tergoda untuk memainkannya. Cara ini akan menghindari munculnya keinginan si kecil untuk membongkar barang tersebut.
Solusi terbaik adalah dengan mendampingi si kecil ketika membongkar mainan. Pendampingan ini tak saja memperkuat ikatan Anda dengan si kecil. Saat mendampingi merupakan saat yang pas bagi orangtua untuk menjelaskan dan menjawab rasa ingin tahunya. Selain itu dengan mendampingi, orangtua bisa mengantisipasi bahaya yang mengintai di sekitar anak.
Kamis
Ketika Si Kecil Membongkar Mainannya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Lihat Daftar Isi !


Comment Form under post in blogger/blogspot