Jumat

Pemilu 2009, Mencari yang Terbaik untuk Memimpin

Masa depan negeri ditentukan melalui Pemilihan Umum (Pemilu). Kamis, 9 April ini, Indonesia menyelenggarakan hajat politik terbesarnya, yakni Pemilu nasional 2009. Segenap rakyat Indonesia yang memiliki hak pilih akan menentukan para pemimpinnya untuk periode lima tahun ke depan.

Dari Wikipedia, Pemilu adalah suatu proses di mana para pemilih memilih orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan yang diisi beraneka-ragam, mulai dari presiden dan wakil presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa.

Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas, walaupun untuk ini kata 'pemilihan' lebih sering digunakan. Sistem pemilu digunakan adalah asas luber (langsung, umum, bebas, rahasia) dan jurdil (jujur dan adil).

Dalam Pemilu, para pemilih Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara.

Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenang Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih.
Terhitung sejak Indonesia merdekan, dalam catatan sejarah politik, bangsa Indonesia telah melakukan Pemilu sebanyak 9 kali, yaitu pertama pada tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1989, 1992, 1997, 1999, dan 2004. Tahun 2009 ini merupakan Pemilu ke-10 bagi Indonesia.

Sejak 1955
Pemilu pertama di Indonesia diadakan pada tahun 1955. Oleh banyak pihak, Pemilu ini sering dikatakan sebagai pemilu Indonesia yang paling demokratis. Pemilu tahun 1955 ini dilaksanakan saat keamanan negara masih kurang kondusif, beberapa daerah dirundung kekacauan oleh DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) khususnya pimpinan Kartosuwiryo.

Dalam keadaan seperti itu, anggota angkatan bersenjata dan polisi juga memilih. Mereka yang bertugas di daerah rawan digilir datang ke tempat pemilihan. Pemilu akhirnya pun berlangsung aman. Pemilu 1955 menjadi pemilu satu-satunya di masa pemerintahan orde lama.

Selanjutnya, pada masa orde baru Pemilu berikutnya diselenggarakan pada tahun 1971, tepatnya pada tanggal 5 Juli 1971. Pemilu ini adalah Pemilu pertama setelah orde lama, dan diikuti oleh 10 partai politik. Lima partai besar dalam Pemilu ini adalah Golongan Karya, Nahdlatul Ulama, Parmusi, Partai Nasional Indonesia, dan Partai Syarikat Islam Indonesia.

Pada tahun 1975, melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar, diadakanlah fusi (penggabungan) partai-partai politik, menjadi hanya dua partai politik (yaitu Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia) dan satu Golongan Karya.

Pemilu 1997 merupakan Pemilu terakhir di era kepemimpinan Soeharto, yang pada masa pemerintahan ini berduet dengan BJ. Habibie. Melalui peristiwa Mei ’98, presiden saat itu diturunkan oleh rakyat. Sebagai pengganti, Habibie ‘naik pangkat’ menjadi presiden, meneruskan tugas-tugas Soeharto yang lengser keprabon.

Terakhir, Pemilu 2004 adalah pemilu pertama yang memungkinkan rakyat untuk memilih presiden secara langsung, dan cara pemilihannya benar-benar berbeda dari Pemilu sebelumnya. Pada pemilu ini, rakyat dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden (sebelumnya presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR yang anggota-anggotanya dipilih melalui Presiden).

Selain itu, pada Pemilu ini pemilihan presiden dan wakil presiden tidak dilakukan secara terpisah (seperti Pemilu 1999) — pada pemilu ini, yang dipilih adalah pasangan calon (pasangan calon presiden dan wakil presiden), bukan calon presiden dan calon wakil presiden secara terpisah. Pada Pemilu 2004 terpilih pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

171 juta pemilih
Pertengahan Maret lalu, Komisi Pemilihan Umum KPU mengumumkan jumlah pemilih yang masuk dalam daftar pemilih tetap pada Pemilu 2009. Ketua Komisi Pemilihan, Abdul Hafiz Anshary, mengatakan total pemilih untuk Pemilu 2009 adalah sebanyak 171.265.442 orang. Untuk Propinsi Banten, jumlah pemilihnya adalah 6.581.587 orang
Menurut Anshary, daftar pemilih dalam negeri mengalami perubahan menjadi bertambah 230.820 orang. Sebanyak 10 propinsi mengalami penurunan jumlah pemilih, sedangkan sisanya bertambah.

Sembilan propinsi yang mengalami pengurangan jumlah pemilih adalah Kepulauan Riau, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Maluku Utara, dan Papua.

Sedangkan pemilih di luar negeri berkurang 34.045 orang, atau tepatnya 1.475.847 orang. Pengurangan ini, kata Anshary lagi, terjadi karena banyak warga negara Indonesia kembali ke tanah air. “Di sejumlah negara juga banyak warga negara kita terkena imbas pengurangan jumlah pegawai,” katanya.

Pada Pemilu 2009, KPU menyediakan tempat pemungutan suara (TPS) sebanyak 519.920, dengan rincian 519.047 untuk dalam negeri dan 873 untuk luar negeri. Pemilu 2009 diikuti banyak partai politik (parpol), tercatat ada 38 parpol yang terlibat dan 6 parpol lokal Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). (berbagai sumber)

Parpol Peserta Pemilu 2009
1. Partai Hati Nurani Rakyat
2. Partai Karya Peduli Bangsa
3. Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia
4. Partai Peduli Rakyat Nasional
5. Partai Gerakan Indonesia Raya
6. Partai Barisan Nasional
7. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
8. Partai Keadilan Sejahtera
9. Partai Amanat Nasional
10. Partai Perjuangan Indonesia Baru
11. Partai Kedaulatan
12. Partai Persatuan Daerah
13. Partai Kebangkitan Bangsa
14. Partai Pemuda Indonesia
15. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme
16. Partai Demokrasi Pembaruan
17. Partai Karya Perjuangan
18. Partai Matahari Bangsa
19. Partai Penegak Demokrasi Indonesia
20. Partai Demokrasi Kebangsaan
21. Partai Republika Nusantara
22. Partai Pelopor
23. Partai Golongan Karya
24. Partai Persatuan Pembangunan
25. Partai Damai Sejahtera
26. Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia
27. Partai Bulan Bintang
28. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
29. Partai Bintang Reformasi
30. Partai Patriot
31. Partai Demokrat
32. Partai Kasih Demokrasi Indonesia
33. Partai Indonesia Sejahtera
34. Partai Kebangkitan Nasional Ulama
41. Partai Merdeka
42. Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia
43. Partai Sarikat Indonesia
44. Partai Buruh

Parpol Lokal NAD Nanggroe Aceh Darussalam:
1. Partai Rakyat Aceh
2. Partai Aceh
3. Partai Bersatu Atjeh
4. Partai Suara Independen Rakyat Aceh
5. Partai Aceh Aman Seujahtera
6. Partai Daulat Atjeh