Selasa

Pemkot Tangerang Ajak Industri Tekan Pengangguran

Di antara berbagai masalah bangsa yang begitu pelik, pengangguran merupakan salah satu masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius. Pengangguran yang terus meningkat jumlahnya, dalam jangka panjang bisa menimbulkan gejolak sosial.

Kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu memang sangat memukul dunia usaha. Tak ada langkah lain bagi pengusaha selain menaikkan harga jual produk yang tentunya termasuk mengurangi daya saing, atau meningkatkan efisiensi internal, yang salah satunya dengan melakukan efisiensi pekerja alias PHK. Untuk menghindari terjadinya PHK massal, perlu ada kompromi antara pengusaha dan buruh untuk menghasilkan kesepakatan terbaik.

Lebih dari itu, pemerintah juga memegang peranan yang sangat penting dalam masalah PHK dan pengangguran. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah terobosan, terutama yang terkait dengan kepentingan pengusaha. Terobosan itu, misalnya pengurangan pajak, pemberantasan berbagai pungutan dan melikuidasi berbagai peraturan yang memberatkan pengusaha.

Berdasarkan hasil survey, saat ini Kota Tangerang memiliki sekitar 1.328 industri besar dan sedang yang sedang berkembang, di antaranya 219 industri besar, 187 industri menengah dan 613 industri kecil dengan jumlah pencari kerja mencapai 30 ribu orang, ternyata setiap tahunnya hanya bisa menampung sekitar 10 ribu orang pencari kerja saja, sedangkan pencari kerja kebanyakan lulusan SMA yaitu mencapai 80%.

Jadi menjamurnya industri di Kota Tangerang tidak berarti dapat mengurangi angka pencari kerja atau pengangguran. Hal ini terlihat dari jumlah pencari kerja yang belum dapat tertampung bekerja.

Dalam rangka menangani masalah pengangguran, Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Tenaga Kerja Kota Tangerang, pada 22 hingga 24 Juli lalu menyelenggarakan bursa lowongan kerja di Serpong Town Square (SeTos). Acara ini dibuka oleh Walikota Tangerang, Wahidin Halim.

Pada pidato sambutannya, Wahiding mengatakan jika acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mengurangi pengangguran yang ada di Kota Tangerang. “Dengan menjalin kerja sama yang baik antara pemda dengan swasta, masalah pengangguran akan sedikit teratasi melalui acara seperti ini,” ujarnya.

Dalam bursa kerja SeTos, bergabung 39 perusahaan dari Kota Tangerang. Mereka membuka kesempatan kerja untuk berbagai posisi serta jenjang pendidikan. Para pencari kerja yang mengikuti acara ini tidak dipungut biaya. Acara ini digelar secara cuma-cuma.

Dari komunitas, pemberdayaan yang lebih baik lagi terhadap usaha kecil menengah (UKM) bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi penganguran. Pemberdayaan UKM ini penting, karena sektor riil yang tergabung dalam UKM telah terbukti mampu menjadi bemper utama ketika terjadi krisis ekonomi.

UKM telah terbukti mampu menyerap banyak tenaga kerja, terutama di pedesaan atau daerah pinggiran kota. UKM merupakan potensi yang bisa dikembangkan. Karena itu, dalam situasi ekonomi, politik dan keamanan sudah mulai pulih, sektor riil harus menjadi perhatian utama. Artinya, harus ada kebijakan yang sinergi dan langkah konkret, khususnya dalam usaha mengembangkan UKM maupun dalam upaya memperbaiki ekonomi nasional secara menyeluruh.

Sementara itu, Wahidin juga menambahkan, dengan perhatian yang lebih serius lagi, masalah pengangguran dapat dikendalikan. Terutama jika ada kerjasama yang apik antara pemerintah dengan pengusaha.
Wahidin juga menambahkan, Tangerang sebagai kota satelit Jakarta banyak didatangi oleh kaum urban dari daerah lain. Karena itu, kepada kalangan pengusaha, Wahidin menghimbau agar rekruitmen karyawan lebih diprioritaskan untuk warga Tangerang.

“Saya berharap para pengusaha yang berdomisili di Kota Tangerang mengutamakan warga Tangerang. Jika bekerja sama, saya yakin masalah penggangguran dapat sedikit teratasi,” tukas Wahidin lagi.