Kamis

Pembangunan Infrastruktur Jalan Kota dan Lingkungan - Pemkot Tangerang Kucurkan Dana Rp 100 miliar Lebih

Pembangunan Kota Tangerang meliputi segala bidang. Tak hanya di sektor kemasyarakatan semisal kesehatan dan pendidikan, tapi juga mencakup pembangunan infrastruktur fisik dan fasilitas umum seperti jalan raya dan jalan lingkungan. Dari data Pemkot (Pemerintah Kota) Tangerang, pembangunan jalan lingkungan di Kota Tangerang telah mencapai total panjang 235.438,55 meter.

Jalan-jalan protokol atau jalan kota bukanlah satu-satunya fokus utama pembangunan infrastruktur Pemkot Tangerang. Pembangunan juga meliputi jalan lingkungan yang merambah hingga ke pelosok-pelosok kampung dan perumahan.

Dilansir dari situs resmi Pemkot Tangerang, perkembangan jalan di Kota Tangerang berdasarkan status jalan yakni sebagai berikut, untuk jalan setiap tahun terus bertambah pembangunannya yaitu pada tahun 2004 sepanjang 792.599,40 meter, tahun 2005 bertambah menjadi 829.668,46 meter, dan pada tahun 2006 menjadi 900.798,13 meter.

Sedangkan untuk jalan lingkungan, tahun 2004 pembangunan dilakukan sepanjang 50.152,25 meter dengan anggaran senilai lebih dari Rp 18,7 miliar, tahun 2005 bertambah menjadi 58.101 meter dengan anggaran sebesar lebih dari Rp 24,1 miliar, tahun 2006 meningkat menjadi 78.194 meter dengan biaya hingga Rp 38,1 miliar, dan pada tahun 2007 sepanjang 48.991,3 meter menelan biaya lebih dari Rp 28,9 miliar. Jika ditotal, pembangunan jalan lingkungan yang telah dikerjakan Pemkot Tangerang sejak 2004 hingga 2007 telah mencapai total panjang 235.438,55 meter dengan biaya sebesar Rp 109 miliar lebih.

Sistem perkerasan dengan paving blok mulai digunakan Pemkot Tangerang untuk pembangunan jalan lingkungan sejak 2004. Selain karena alasan peningkatan beban dan kapasitas jalan, juga karena memperhatikan faktor estetika dan keindahan jalan serta ramah lingkungan. Faktor kondisi lingkungan yang rawan banjir juga menyebabkan perubahan tipe perkerasan, terutama dari perkerasan aspal menjadi paving blok.

Sementara itu, membandingkan dengan tingkat pertumbuhan jalan yang ada, tingkat lalu lintas di kota Tangerang sudah dirasa overload. Tingkat kepadatan jalan di kota mencapai angka 1.804 km per km2, dengan jumlah kendaraan mencapai 146.385 unit atau pertumbuhan kendaraan mencapai 5 persen sampai 10 persen. Sedangkan tingkat pertumbuhan jalan hanya 0,2 persen 0,5 persen. Jelas ini tidak sebanding, dan akibatnya menimbulkan kemacetan.

Kondisi demikian diperburuk dengan melubernya pedagang sektor informal yang sampai menyita bahu jalan. Becak-becak dengan bebas memenuhi jalan utama, kendaraan umum berhenti sembarangan. Semua itu turut menyebabkan kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas di Kota Tangerang kian parah.

Di antara titik kemacetan yang dinilai segera perlu ditangani adalah persimpangan Sudirman yang menghubungkan Jl. Sudirman-Jl. Veteran serta Persimpangan Ciledug yang menghubungkan Jl. KH Hasyim Ashari dengan Jl. HOS Cokroaminoto. Untuk itu pada 2007 Pemkot mulai melaksanakan dua mega proyek spektakuler, yaitu jalan layang (flyover) Sudirman sepanjang 620 meter dengan lebar 16 meter dan jalan terowongan (underpass) Ciledug.

Kedua proyek tersebut kini telah diselesaikan dan diresmikan pengunaannya oleh Walikota Tangerang, Wahidin Halim beberapa waktu lalu, dengan menelan dana sebesar Rp 87,7 miliar lebih, dengan rincian untuk pembangunan underpass Ciledug senilai Rp 42,9 miliar, sedangkan untuk proyek Flyover Sudirman sebesar Rp 44,8 miliar.