Sabtu

Drg. Kuntari Retno, MARS - Direktur RS Global Medika - Tantangan Baru Sebagai Pemimpin

Menjadi seorang pemimpin memang bukan perkara mudah. Butuh kemampuan dan dedikasi yang tinggi untuk bisa memajukan organisasi, serta mencapai target dan tujuan yang telah ditetapkan bersama. Pun demikian, berbekal pengalaman yang disertai dengan pembelajaran, bukan tak mungkin keberhasilan akan dicapai.

Terhitung sejak pertengahan Juni lalu, Drg. Kuntari Retno, MARS, atau yang akrab disapa Kuntari, sosok kita kali ini, dipercaya untuk memimpin RS Global Medika, Kebon Nanas, Cikokol, Tangerang. Jabatan sebagai direktur digenggam wanita kelahiran Solo, tahun 1967 silam ini.

Dengan jabatan barunya, Kuntari mengaku sangat antusias dan tertantang untuk bisa menjadikan RS Global Medika lebih baik lagi. Langkah-langkah awal sebagai bentuk pembaharuan pun ia lakukan. Menurutnya, hal utama yang menjadi program kerja pertamanya adalah meningkatkan kualitas SDM agar menjadi lebih profesional.

“Perbaikan internal adalah hal pertama yang saya lakukan, terutama meningkatkan profesionalisme dan etos kerja para karyawan. Selebihnya, meneruskan program-program kerja yang sudah ada,” tegas Kuntari.

Sebagai wanita karir di bidang medis, ibu dua orang anak ini memulai kiprahnya dengan membuka praktek sendiri di kota kelahirannya. Selanjutnya, Kuntari sempat malang-melintang di beberapa rumah sakit ternama di bilangan ibu kota. Kuntari sendiri meraih gelar dokter gigi dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta dan menyelesaikan program pasca sarjana bidang kajian administrasi rumah sakit di Universitas Indonesia.

Bekerja di industri medis, ujar Kuntari, sangat menyenangkan bagi dirinya. “Ada kepuasan tersendiri jika bisa melihat pasien dapat dilayani dengan baik serta cepat penanganannya, tentunya dengan dokter yang kompeten di bidangnya, sehingga pada akhirnya pasien sangat puas karena proses penyembuhannya menjadi lebih cepat,” pungkas istri dari Ir. Sinung Nugroho, MT, menambahkan.

Tak hanya itu, di RS Global Medika, Kuntari selalu menghimbau kepada para stafnya untuk bisa melayani para pasien dengan baik. Ia berharap, pasien dapat benar-benar terlayani dan merasa nyaman ketika berobat di RS Global Medika. “Kepada semua staf, baik dokter, tenaga medis, atau bagian administrasi, saya menghimbau agar memperlakukan pasien seperti keluarga sendiri,” lanjut Kuntari.

Membahas tentang industri medis nasional, Kuntari mengungkapkan jika kebanyakan rumah sakit dan tenaga medis Indonesia tak kalah dengan luar negeri. Sekarang ini, katanya, rumah sakit-rumah sakit dan para dokter lokal telah memiliki daya saing tinggi dan kemampuan internasional.

“Jika ada masyarakat kita yang berobat keluar negeri, menurut saya itu hanya masalah pilihan saja. Sebenarnya, rumah sakit dan dokter kita setara dengan rumah sakit dan dokter luar,” tegas Kuntari yang tinggal di Cibinong, Jawa Barat.

Sementara itu, mengakhiri perbincangan dengan AdInfo, Kuntari mengatakan, keluarganya sangat mendukung profesinya. Kedua anaknya yang masih berusia belia beserta suaminya, tak pernah menghambat pekerjaan Kuntari. Selain itu, meski lokasi kerjanya jauh dari tempat tinggal, wanita yang gemar membaca ini mengaku masih tetap bisa memantau perkembangan anak-anaknya.

“Suami dan anak-anak saya sangat mendukung. Soal waktu untuk keluarga, sesibuk apapun saya usahakan untuk bisa mengaturnya dengan baik,” tutup Kuntari.

Sutan Zulkarnain mengatakan...

Berpikir tentang orang lain dan melayaninya dengan tulus merupakan kunci kebahagiaan hidup.

Sutan Zulkarnain mengatakan...

Berpikir tentang orang lain dan melayaninya dengan tulus merupakan kunci kebahagiaan hidup. (Dalai Lama)

Sutan Zulkarnain mengatakan...

Saat bangun tidur, bertekadlah membuat hari itu sebagai hari yang membahagiakan mahkluk hidup. (Sydney Smith)

Sutan Zulkarnain mengatakan...

Dok. selamat!

Sutan Zulkarnain mengatakan...

Bukan kebenaran yang menjadikan manusia istimewa, tapi manusialah yang harus menjadikan kebenaran itu lebih bermakna.

Sutan Zulkarnain mengatakan...

Thomas Moore (penyair pada 1779-1852) pernah menulis; kalau masi ada ruang di dalam hati, maka akan tersedia ruang di dalam rumah.

Sutan Zulkarnain mengatakan...

Kahlil Gibran penyair, penulis dll pernah menulis dalam bukunya yang berjudul Sayap-sayap Patah; bila cinta memanggil, maka ikutlah, meski dalam sayapnya ada sepucuk mata pisau yang siap menusuk atu bahkan membunuh kita.
Tidak ada kata terlambat untuk membantu sesama, selamat menunaikan ibadah puasa bagi anda yang menjalankan. (sutan)

Sutan Zulkarnain mengatakan...

Kesedihan adalah sebuah rantai emas di antara penaklukan pada masa kina dan masa harapan yan didapat di masa depan. (sutan/selamat)

Sutan Zulkarnain mengatakan...

Kahlil Gibra penulis besar dalam bukunya yg berjudul Atas Nama Cinta menulis; "Cinta adalah satu-satunya kebebasan di atas dunia ini, dia mengangkat jiwa begitu tinggi, dan hukum-hukum manusia dan kenyataan alam tak akan dapat mengubah arahnya atau merintanginya."
"Saat engakau mencintai jangan ucapkan, "Tuhan ada dalam hatiku"; tapi ucapkan "Aku ada di hati Tuhan." (sutan/selamat)